“Anush itu seorang hype! Tapi secara positif! Ia akan menginspirasimu!”
Anush Mirbegian adalah seorang desainer dan penata fesyen yang berbasis di New York. Namun, keahlian dan ketertarikannya terhadap budaya yang berbeda, serta pencarian inspirasi antar-budaya secara terus menerus membuatnya mencapai hal-hal yang tidak dicapai kolega-koleganya.
Ia telah berkeliling, tinggal, dan bekerja di berbagai belahan dunia, dengan kesadaran akan pentingnya menjangkau budaya yang berbeda-beda serta berinteraksi dan mendukung satu sama lain. Anush sedang membangun jembatan kreativitas di seluruh dunia dan perjalanannya baru saja dimulai.
Saya bertemu Anush pada suatu siang yang cerah di sebuah atap terkenal di New York. Seorang teman saya memberitahu, “Anush itu seorang hype! Tapi secara positif! Ia akan menginspirasimu!” Dan ya, benar!
Anush masih muda, aktif, dan memiliki visi. Ia ingin membuat perubahan, membuat sesuatu yang baru. Apakah menurut Anda itu mustahil? Tentunya perempuan ini memiliki motivasi. Ia bukan hanya seorang pemimpi. Ia seorang pejuang.
Silahkan perkenalkan diri Anda dan apa yang sedang / telah Anda lakukan selama setahun terakhir?
Saya kira karir saya tergolong beragam, beberapa di antaranya: seniman, penata, peneliti, penulis, dan petualang.
Saya belajar desain fesyen, seni, bahasa, dan sejarah seni di New York dan Itali. Saya telah bekerja di industri fesyen selama satu dekade – lewat desain, analisa dan prediksi tren, produksi, menata, dan menulis – dalam beragam posisi dengan berbagai perusahaan maupun klien.
Saya menulis serta merancang visual, pertunjukan, dan seni suara, yang terbawa dari pengalaman-pengalaman budaya dan etnik yang saya alami, kemudian medium ini akan saya gunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diri baik personal maupun bersama.
Inspirasi utama saya mulai dari para perempuan dan cara mereka bekerja dengan tangannya, sampai hal-hal seperti hubungan Armenia dengan negara dan budaya lain, termasuk juga yang sedang berkonflik. Kecintaan yang mendalam terhadap travellingmembawa pengaruh paling besar pada hidup saya. Hal ini yang selalu ada di benak saya sekaligus menginspirasi untuk terus bergerak menuju sesuatu, walau terkadang saya pun tidak sepenuhnya tahu apa yang dituju. Travelling telah mengajarkan saya keterbukaan, kepercayaan, dan kerendahan hati serta memberi saya kesempatan untuk merasakan suasana dan lingkungan yang berbeda-beda.
Bagaimana pengaruh latar belakang keluarga terhadap apa yang Anda lakukan sekarang?
Saya bangga dengan latar belakang saya karena merupakan leburan budaya dari dua bangsa yang berbeda, Armenia dan Amerika. Saya beruntung memiliki pendidikan yang baik mengenai hasil dari dua budaya yang sangat berbeda dan bagaimana cara beradaptasi dengan dunia.
Sebelumnya saya tidak sepenuhnya mengerti, namun setelah pergi belajar ke luar Itali, saya mulai menemukan maknanya, hubungan saya dengan budaya-budaya ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap saya dalam berhubungan dengan orang lain. Selama masa belajar saya Itali, saya berteman dengan beragam manusia dari seluruh dunia yang mana sebagian dari mereka masih menjadi teman dekat saya sampai sekarang.
Beberapa tahun lalu, saya sadar bahwa saya telah berpergian ke hampir semua tempat yang menjadi asal keluarga saya, dari sisi ibu maupun ayah. Saya belajar di Itali, menjelajah di Spanyol dan Irlandia, juga menjadi sukarelawan di Armenia; pengalaman-pengalaman ini memberikan dampak besar pada jalan yang akan saya lalui di masa depan. Pengalaman-pengalaman tersebut merubah saya dalam berbagai sisi dan membuka wawasan ke berbagai dunia yang sebelumnya belum terjangkau. Ketika itulah saya sadar bahwa karya dan tujuan saya mengharuskan saya untuk berpikir tanpa ego dan kepuasan personal; saya juga harus mementingkan kebaikan untuk orang lain dalam kehidupan dan visi saya atau saya tidak akan menemukan kepuasan.
Anda mulai belajar desain fesyen di FIT, New York, dan melanjutkan studi ke Florence sebelum kembali ke New York dan berkarya bersama klien-klien seperti: Prym Fashion, Stylesight, Trendstop, Nomad Chic, Scout, Vogue Italia, Barneys NY. Anda memiliki wawasan yang mendalam mengenai bisnis fesyen dan desain, tidak hanya di Amerika tapi juga di Eropa. Apakah menjadi ‘scene’ adalah hal yang Anda cari-cari atau malah ingin dijauhi? Mengapa?
(scene = istilah untuk individu yang anti mainstream, menjadi panutan)
Dunia fesyen mengenal scene, karena fesyen adalah salah satu bisnis kreatif di mana banyak orang berpartisipasi di dalamnya; apalagi sekarang dengan adanya kolaborasi dengan high street chains, ebay, ataupun sekedar melalui majalah. Orang-orang menabung untuk membeli tas rancangan desainer dan turut berpartisipasi dalam fashion scene. Ketika pertama kali saya melakukan analisa tren, ada suatu masa dalam kehidupan malam New York yang benar-benar mempengaruhi tren fesyen di tingkat internasional, yaitu kebangkitan klab di mana anak- anak muda berdandan dan pergi ke klab. Saat itu adalah momen yang menarik dalam dunia fesyen maupun digital, karena pada saat itu hal-hal yang berbau online meningkat dengan cepat karena aksesibilitas yang sedang berkembang pesat. Dalam konteks ini, scene tersebut penting sebagai pemberi pengaruh dan mengantar anak-anak mudanya sebagai penanda masa. Saya kira di industri kreatif ini, scene bisa saja menjadi semakin baik ataupun sebaliknya. Industri ini meliputi seni, film, musik, pertunjukan, dll.
Ketika saya muda, saya banyak berpartisipasi dalam scene dan saya kira itu penting untuk dapat berinteraksi dengan orang, memperoleh nama, bekerja keluar dan menemukan tempat dengan pekerjaan juga kehidupan sosial.
Apa yang sedang Anda tuju dengan karya Anda? Bisakah menceritakan ide dari brand Anda beserta misi dan visinya?
Saya ingin mengedukasi dan menginspirasi orang, saya juga ingin memberi tahu bahwa masing-masing individu bisa mengajar dan menginspirasi dirinya sendiri. Saya menyukai tradisi dan menjelajah teknik-teknik seniman, itulah yang menjadi dasar untuk proyek yang sedang saya mulai. Saya melihat karier saya, kehidupan, dan perjalanan sampai saat ini lalu sadar betapa menakjubkannya komunitas yang telah saya dirikan, juga betapa beruntungnya dikelilingi oleh orang-orang berbakat. Saya menginginkan kesempatan di mana saya bisa mengajak semua orang ini untuk menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar dan lebih positif lagi.
Apa yang menjadi dorongan Anda? Mengapa Anda memutuskan untuk berkarya secara spesifik di bidang tersebut?
Awalnya saya memutuskan belajar desain fesyen dan bukan sekolah seni murni karena saya ingin menggabungkan talenta kreatif saya dengan bisnis, dan fesyen terlihat seperti kendaraan untuk mencapainya.
Dalam banyak hal, saya berharap dulunya saya mengambil jalan yang berbeda dan memilih belajar seni, suatu hal yang menjadi tempat saya kembali kepada kemauan saya dan tetap memiliki praktik personal di dalamnya. Tapi bagaimanapun, pengalaman yang saya dapatkan selama tinggal dan belajar di Italia adalah suatu hal yang tidak akan saya sesali. Saya percaya, orang-orang yang saya temui dan bagaimana saya didorong untuk berpikir dan memikirkan kembali karya dan fesyen saya sendiri berpengaruh besar terhadap estetika saya.
Dalam berpikir kreatif, saya mengikuti intuisi. Ketika lulus dari universitas, karir saya tidak mengikuti jalur biasa, namun saya langsung bekerja sebagai desainer independen. Hal ini memungkinkan saya untuk bebas mengeksplorasi bagian-bagian yang berbeda dari industri dan memperluas pengetahuan dan keterampilan kreatif saya. Saya tidak pernah merasa terbatas akan apa yang bisa saya lakukan atau sampai mana keterampilan saya bisa mencapai.
Mungkin banyak aspek dalam kehidupan saya yang didorong oleh intuisi. Dalam berkelana, saya menuju destinasi berikutnya kebanyakan secara kebetulan.
Bisnis saya saat ini beberapa kali masih menggunakan campur tangan saya, tetapi sebisa mungkin saya biarkan mengalir secara spontan. Saya tidak ingin mengetahui hasil akhirnya dan mempersiapkan diri dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, meskipun terkadang menakutkan.
Bekerja secara independen adalah cara yang menarik untuk bekerja. Hal ini disebabkan karena seringkali keadaan mengharuskan kita bekerja untuk bertahan hidup. Tetapi saya tidak memandangnya negatif, saya melihat aspek itu membuka kebebasan dan waktu untuk memperhatikan dan memajukan proyek-proyek pribadi.
Ketika melihat kembali, apakah keberhasilan personal Anda dalam hal karir ataupun pencapaian yang lain?
Sepuluh tahun yang lalu, saya memulai bekerja di industry fesyen yang amat berbeda, amat hebat ketika arus yang teramat cepat dapat mengubah banyak hal. Saya cukup bangga telah mengalami berbagai bagian dari industri ini, dari pengarah gaya hingga riset tren dan menulis. Pengalaman bekerja dalam berbagai sektor fesyen ini memberikan sisi pandang yang menakjubkan, membuat saya merasa tak pernah terbatas. Menunjukkan kemampuan beradaptasi serta selalu memikirkan langkah selanjutnya adalah penting.
Menurut saya, keberhasilan personal saya adalah beradaptasi terhadap perubahan-perubahan dan terus mempertahankan reputasi dan standar kerja yang baik.
Mengapa Anda berpikir New York adalah kota yang ideal untuk itu? Mengapa Anda masih menganggap sangat penting untuk melihat ke negara lain dan melepaskan diri dari lingkungan sekarang?
New York menyediakan akses ke banyak informasi, orang-orang, dan pengalaman, itulah yang membuat kota ini spesial. Terjadi akulturasi dari berbagai kebudayaan, media dan pelaku seni yang menciptakan dunia tersendiri. Menurut saya ini adalah hal yang positif sekaligus negatif dari New York. Terjadi kreasi, persimpangan, dan polinasi silang, tetapi tetap penting untuk pergi dan melihat langsung akar dan awal, baik makanan, seni, maupun fesyen. Itulah mengapa travelling begitu penting.
Di New York Anda berkesempatan untuk mempelajari beragam budaya. Saya secara sukarela membantu sebuah proyek untuk menolong orang-orang memperbaiki kemampuan berbahasa Inggris. Hanya dalam beberapa minggu, saya berjumpa dengan orang-orang dari Pakistan, Afrika Barat, Bangladesh, Yemen dan Amerika Selatan. Pengalaman tersebut sangat menginspirasi, tapi tentunya Anda harus bisa menempatkan diri.
Siapa yang ingin Anda raih dengan karya Anda? Atau lebih kepada misi pribadi?
Saya ingin mencoba menyentuh masyarakat, tidak masalah siapa dan dari mana mereka berasal. Karya saya berbicara langsung dari hati dan misi saya. Saya banyak tergerak dan terinspirasi oleh seniman dan karyanya, maka dari itu, saya pun ingin membagi perasaan serupa ke orang lain.
Di proyek saya yang baru, saya ingin mengajak pengrajin untuk bekerja sama, terutama pengrajin perempuan. Dengan begitu, mereka mendapat kesempatan untuk melestarikan tradisi melalui bakat yang dimiliki. Saya ingin mengenalkan karya mereka ke audiens yang lebih luas sehingga semakin terjangkau oleh masyarakat.
Pertanyaan ini membuat saya banyak berpikir mengenai media saya berkarya dan apakah media-media tersebut saling terhubung dalam menyampaikan dialog dan pesan. Saya melihat karya fesyen saya sangat terpisah dari kreasi yang lain, padahal pada kenyataannya mungkin saling melengkapi. Berkarya dalam bidang fesyen telah mengajarkan banyak hal, terutama bagaimana menstrukturisasi karya saya yang lain, serta memberikan pengetahuan, latihan dan kenalan yang penting untuk memulai proyek saya yang baru.
Melalui penulisan kreatif, saya berusaha menulis dengan deskripsi yang kuat tentang perjalanan impian yang berisi realitas dan pengalaman pribadi. Dengan begitu, dapat menginspirasi masyarakat dan meninggalkan kesan dalam hati mereka. Banyak penulis yang telah meninggalkan kesan dalam hati dan pikiran saya, dan saya sangat ingin memberikan pengalaman yang sama untuk orang-orang. Seperti “A Happy Death” dari Camus, ada bagian mengenai lansekap Algeria yang selalu saya ingat dan menginspirasi saya. Ketika saya membacanya, saya merasa seperti berada di sana, kata-katanya begitu kaya hingga sanggup mengantarkan imajinasi saya.
Apa peran edukatif Anda dan apa yang ingin Anda komunikasikan? Apa pesan Anda?
Saya pernah mendapat kesempatan mengajar. Saat ini saya menjadi sukarelawan untuk mengajar Bahasa Inggris. Lebih jauh dari pada informasi dan kemahiran semata, saya ingin mengkomunikasikan pentingnya keterbukaan demi perkembangan pribadi dan kreatifitas. Saya ingin mendidik dan memberi tahu masyarakat mengenai peluang mereka yang tidak dibatasi oleh keadaan. Saya kira dengan memberitahukan hal ini, mereka akan mengambil peluang tersebut walau tetap disesuaikan dengan akses yang mereka dapati.
Seberapa penting pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar individu dengan budaya yang berbeda?
Bagi saya hal ini sangat penting perannya sebagai asupan informasi kehidupan personal dan karir saya. Globalisasi memaksa masyarakat untuk menerimanya, sebenarnya dilematis apakah hal tersebut baik atau tidak. Namun menurut saya, pertukaran pengalaman adalah itu penting untuk terjadinya saling pengertian.
Saya mendapat pengalaman serupa musim semi lalu. Tumbuh besar dengan ayah yang lahir di Armenia dan dibesarkan di Teheran, kami kadang-kadang merayakan Nowruzatau Tahun Baru Persia bersama kawan-kawan Iran. Saya merasakan kedekatan pribadi dengan hari raya ini sehingga memutuskan untuk membuat pesta dengan makanan tradisional beserta ornamen-ornamen pendukungnya. Teman-teman yang awalnya tidak tahu dengan arti perayaan ini akhirnya menjadi tahu dan semakin berminat dengan Nowruz. Saya yakin pengalaman tersebut akan dikenang terus bahkan ketika mereka mendengar hal negatif mengenai Iran. Dengan adanya kenangan itu, bisa saja prasangka buruk juga menghilang.
Ketika memasak makanan untuk teman-teman, secara tidak langsung saya mengenalkan budaya baru kepada mereka. Pengenalan budaya secara indrawi –seperti melalui bahasa dan makanan– membuat prasangka-prasangka buruk akan budaya tersebut hilang tergantikan dengan cinta, kekaguman, sehingga akhirnya dapat memahami.
Inilah yang menjadi motivasi pekerjaan dan bisnis kerajinan saya. Menunjukkan dan mendidik masyarakat bahwa ‘sulaman’ yang indah ini datang dari tempat-tempat dimana kita awalnya berprasangka buruk. Ini membuat semua hal lebih multi dimensi melalui sisi-sisi yang dapat dicapai dan dimengerti.
Seberapa penting untuk mengusahakan pandangan ke dunia seni dan kriya dari negara-negara Asia dan sebaliknya?
(Secara spesifik, menurut saya penting sekali untuk melihat ke sana tetapi akan berbahaya bagi mereka untuk terlalu berorientasi pada kita dan apa yang terjadi di sini. Sebagai contoh kita berhasil maju dalam hal teknis dalam waktu singkat, tetapi dalam segi desain mereka melepaskan keunikan estetika tradisional mereka untuk mengejar kemajuan Barat dan alat yang mutakhir). Apakah Anda setuju?
Ya, tentu saya setuju dalam beberapa hal. Saya percaya pentingnya melihat apa yang sedang dilakukan seniman dan desainer lain, terlebih dari Amerika. Dalam beberapa sisi, Amerika Serikat adalah kebudayaan termuda di dunia, segala sesuatu yang ada di sana berasal dari tempat lainnya. Saya kira melihat langsung tempat asal kebudayaan adalah penting untuk kemajuan secara teknis dan estetis.
Saya kira kebudayaan lain cenderung melepas tradisinya karena tidak melihat adanya urgensi terhadap kelangsungan hidupnya. Kebudayaan lain dihadapkan pada pilihan untuk menghadapi teknologi super cepat atau ketinggalan jauh dari negara lain yang perkembangannya semakin cepat. Saya merasakannya ketika berada di Jepang, India, dan beberapa tempat lain yang saya kunjungi. Ini adalah persoalan dunia dan saya percaya ini bukan tanggung jawab satu pihak tertentu saja. Saya pikir menjaga kebudayaan dan berpegang pada tradisi lebih penting untuk saat ini. Teknologi membuat banyak hal semakin mungkin untuk dilakukan, melalui pengarsipan, informasi digital, dan penyebaran informasi. Ada aspek lain seperti kontra antara mesin dan tangan manusia. Sebagai contoh dalam menenun. Tenunan yang dikerjakan tangan manusia akan memerlukan waktu lama, namun secara estetik memiliki ketidak-sempurnaan yang menjadi sisi menarik bagi saya. Sedangkan dengan mesin, walaupun cepat, namun tidak terasa jiwa manusia di dalamnya.
Mengacu kepada hal tersebut, bagaimana sekolah seni / desain di luar Amerika harus bereaksi?
Saya kira sekolah-sekolah harus mengajarkan sejarah dan pentingnya tradisi sambil mendorong siswanya untuk bekerja di era digital ini. Saya percaya harus ada penekanan pada cara berpikir untuk meleburkan sektor-sektor ini dengan pendekatan yang inovatif.
Seberapa penting peran tradisi sehingga menjadi pegangan mereka?
Saya kira ada sejarah dan bagian-bagian tradisi yang penting. Namun pada kenyataannya tantangan yang ada adalah bagaimana tradisi dan masa depan dapat berjalan beriringan, dan apa yang akan menjadi dampaknya? Saya pernah memiliki hal dilematis seperti ini saat berkunjung ke Jepang. Dalam berbagai sisi, Jepang sangat modern dan progresif, benar-benar menakjubkan hingga saya perlu menyesuaikan diri dahulu. Tapi pada saat yang sama, Jepang juga sangat bangga dengan warisan tradisinya.
Jadi, berpegang pada tradisi atau melepasnya dan mencoba untuk menciptakan bahasa visual baru? Mana yang paling baik?
Secara pribadi saya memilih jalan tengah. Bagaimana agar berhasil? Untuk mempertahankan teknik tradiosional, perlu disinergikan dengan masa depan dan teknologi.
Yang saat ini saya lakukan adalah mengidentifikasi tradisi yang berkaitan dengan saya. Setelah itu memberi kesempatan kepada pengrajin untuk melakukan apa yang yang mereka kuasai, membuka kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi kreativitas mereka, kemudian menampilkannya sebagaimana adanya.
Bagaimana pengalaman pibadi Anda bekerja sama dengan orang-orang dengan latar budaya berbeda-beda?
Berada di Armenia menginspirasi saya untuk bekerja bersama perempuan dan pengrajin, sekaligus memajukan wawasan kultural dan personal saya. Pada saat itu, saya mulai menganalisa cara saya dibesarkan dan muncul banyak pertanyaan. Melalui seni, saya mengangkat isu ini melalui beberapa pertunjukan dan musik dimana saya berkreasi dan terus bereksplorasi.
Saya juga belajar bahwa bekerja kreatif secara kolaborasi sangat informatif dan menarik. Di Armenia, ketika istirahat, kami memanfaatkannya untuk bertukar pikiran dan diskusi. Momen seperti ini tentu sangat berharga karena saya juga dapat membentuk jalinan persahabatan yang erat dengan perempuan-perempuan ini. Pada kenyataannya, kerja kreatif secara kolaborasi memberikan hasil yang melebihi lokakarya.
Apakah ada buku yang mempengaruhi dan menginspirasi Anda untuk melakukan apa yang Anda lakukan?
Saya sangat tergerak oleh buku Half The Sky oleh Sheryl WuDunn dan Nicholas Kristoff, Three Cups of Tea oleh Greg Mortenson, David Oliver Rain, dan Albert Camus / A Happy Death. Karya-karya Anais Nin, Fatameh Keshavarz. Esai mengenai seorang seniman tertentu, dan karya Bill Viola dan Alain de Botton juga berpengaruh besar.
Siapa yang menjadi inspirator Anda, apakah Anda memiliki panutan?
Saya selalu memiliki daftar panjang seniman dan penulis perempuan yang saya pandang sebagai inspirasi dan motivasi. Seperti Lee Bontecou (seniman), Marina Abramovic (seniman), Ghada Amer (seniman), Shirin Neshat (seniman), Claudia Roden (penulis dan juru masak), Ana Mediata (penulis), Susan Schaefar Davis (Antropolog), Katherine L’Heureux, Li Edelkoort.
Perempuan-perempuan tangguh selalu memberi kekuatan dan inspirasi dalam hidup saya. Selama kehidupan akademis, saya beruntung sempat diajar oleh beberapa guru dan profesor yang tak henti-hentinya memberi semangat dan mendorong saya, terutama guru seni dan sejarah seni.
Dengan berkelana, saya selalu berkenalan dengan perempuan-perempuan menakjubkan dan hal tersebut menjadi alasan saya untuk terus bertualang dan berkunjung ke tempat-tempat lain. Ibu saya adalah sumber inspirasi dan kekuatan yang terbesar bagi saya. Saya senang sekali kami akan bekerja sama untuk proyek berikutnya.
***
Ketik, pilih font, dan presentasikan sebagai ‘desain’… nggak salah tuh!?