Online Exhibition

#

018

CURATOR'S STATEMENT

27 November 2012

Type :Solo Exhibition

Year :2012

Designer :Suyadi 'Pak Raden'



PENGANTAR

Oleh: Priyanto Sunarto

 

Wayang-Wayang Suyadi

(Dari pameran lukisan Suyadi di Lobby Art Cinema Jurusan Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFTV IKJ), Cikini Raya 73 Jakarta Pusat)
Menyambut ulang tahun ke-80 Pak Suyadi (Pak Raden), 28 November 2012

Gairah pada gerak kehidupan, itulah benang merah yang jadi jiwa karya Suyadi, baik di ilustrasi, animasi, boneka, maupun lukisan.

Cuplikan suasana kelas ilustrasi tahun 1969. Tugas hari itu adalah membuat tokoh dengan teknik boneka wayang karton. Mahasiswa sibuk menyeket dan memotong, memasang lengan pada karya wayangnya. Masa itu Suyadi yang lulus Seni Rupa ITB tahun 1960 masih mengajar ilustrasi di sekolah tersebut sampai 1975. Beliau berkeliling memperhatikan kerja muridnya sambil sesekali memberi pengarahan. Tiba-tiba Suyadi mengambil dua wayang karya mahasiswa yang belum sempat diwarnai, dan memainkannya di papan tulis layaknya seorang dalang. Gerak sabetan wayang dan permainan suara beliau membuat seluruh kelas terpana. Terlihat Suyadi menikmati betul permainan wayangnya. Setelah itu barulah beliau menjelaskan tentang karakter yang baik dan konstruksi wayang yang enak dimainkan. Sekejap kita faham apa itu permainan wayang.

Suyadi sangat piawai dengan wayang yang jadi kecintaannya sejak kecil (lahir di Puger, Jawa Timur, 28 November 1932). Bahkan selama kuliah animasi di Prancis (di Les Cineast Associest dan Martin Bouchet, 1961-1964), beliau mengisi waktu luang dengan mendalang wayang kulit dalam bahasa Prancis. Hingga tak mengherankan bila pameran lukisan kanvas beliau memperlihatkan penghayatan terhadap seni panggung tradisi tersebut. Selain adegan panggung, juga ditampilkan suasana di belakang panggung dan suasana para nayaga di depan panggung.

Pada pameran lukisan karya Pak Suyadi bertajuk “Panggung Kanvas: Pameran Seni Rupa Pak Raden” di Lobi Fakultas Fillem dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta pada tanggal 13 20 Juli 2012, tujuh belas karya kanvas umumnya menampilkan suasana wayang orang Jawa. Semua dilukiskan dengan akurasi semirip mungkin sesuai dengan pernyataannya, gaya saya adalah realisme figuratif. Mungkin masih bisa ditambah kata naratif, karena tiap gambarnya bercerita dengan jelas apa yang sedang terjadi. Tiap karya menyuguhkan cerita visual fragmen kehidupan dunia panggung wayang. Kebanyakan adegan sangat dikenal penggemar wayang orang: perang kembang, gara-gara (punakawan), Srikandi-Mustakaweni, Gatotkaca melawan pasukan raksasa (Sekipu), adegan Rahwana dan Sinta. Bahkan suasana di balik panggung (bersolek, luluran, pandangan dari sisi panggung) diungkap penuh perhatian. Melihat karya beliau menggugah kenangan tentang pertunjukan tradisi yang mulai punah itu. Suyadi pun mengangkat suasana pesta rakyat seperti rampak kendang, tayuban, angung dangdut. Intensitas gerak tersebar di seluruh karya sebagai ciri buah tangan beliau.

 

Gerak Ruang Suyadi

Kalau kita perhatikan, seluruh kanvas Suyadi selalu dinamis, serba gerak. Hampir seluruh karya mengambil sudut gambar asimetris, baik diagonal maupun sudut pandang bawah atau atas. Gerak ini membuat kanvasnya hidup dan bergairah. Kalaupun ada susunan statis (punakawan wayang orang) maka peletakan tokoh-tokohnya yang bergerak dinamis. Pada panggung dangdut terlihat manusia begitu cair dengan keasyikan masing-masing. Rampak Kendang yang posisinya tersusun rapih tetap memancarkan gairah pada gerakan anak-anak pemain kendang. Demikian pula pada sketsa sekumpulan anak bermain suling. Tiap detail dapat dinikmati sebagai keasyikan tersendiri. Suasana yang penuh gerak pada karya beliau mencerminkan energi dan gairah beliau dalam berkarya.

 

Bahasa Wajah dan Tubuh

Semua gerak dalam karya Suyadi dapat ditangkap juga pada gerak tubuh dan ekspresi wajah para tokohnya. Suyadi sangat memerhatikan bahasa tubuh dan bahasa wajah pada semua objek yang digambarnya. Semua tokoh saling menunjang menyumbang ungkapan yang menyatu dalam kanvasnya. Dalam “ruang rias pria” Semar, raksasa, ksatria bersolek bersama. Rahwana membantu ksatria memasang ikat pinggang. Semua membentuk keakraban ruang rias. Pada karya kamar rias wanita adegan luluran terlihat perempuan Suyadi gemulai dengan kecantikan yang sangat Jawa. Suyadi mengambil model wajah dari lingkungan lokalnya, baik para pemain, nayaga dan penonton.

Dalam kanvas Suyadi semua tokoh sama pentingnya, termasuk ibu yang sedang menidurkan anak sambil melihat wayang kulit. Atau juga anak kecil tertidur di kotak wayang dalam Nonton Wayang Kulit. Dalam Malam Dangdutan semua gerak dan mimik bersatu membangun kegairahan musik. Dan anak-anak di pohon bergelayutan penuh perhatian. Semua kanvas Suyadi tak membiarkan para tokohnya pasif. Tiap orang terlibat dalam kadarnya masing-masing. Sebagai pengajar ilustrasi Beliau sangat menekankan pentingnya tiap figur dalam gambar menyumbang cerita dari bahasa tubuh dan karakter wajah dan mimik muka.

Baik dalam karya kanvas maupun ilustrasi buku keterlibatan bahasa tubuh dan wajah memegang peranan penting pada karya Suyadi. Pada boneka Si Unyil kita dapat melihat kekuatan karakter dari masing-masing boneka dan bagaimana seluruh tokoh membangun suasana cerita. Hal itu memudar setelah Pak Suyadi tidak lagi terlibat langsung dalam pembuatan acara televisi tersebut. Pancaran mata yang dulu kita nikmati dalam karya Kurnain Suhardiman dan Suyadi itu sekarang redup tanpa ekspresi. Padahal Suyadi sangat memerhatikan peran mata. Kita dapat menangkapnya dalam karya kanvas Tari Tayub dan Adegan Taman Soka. Pada sketsa anak-anak bermain suling kita menikmati bagaimana tiap anak menikmati dirinya sendiri melalui bahasa tubuh dan matanya.

 

Menangkap dan Memancarkan Kehidupan

Sejak awal Suyadi memantapkan diri jadi ilustrator dengan pusat perhatian manusia. Dan mungkin lebih khusus lagi anak-anak yang menjadi curahan kegiatan beliau. Sejak kembali ke Indonesia, sambil mengajar, beliau bekerja di Teaching Aid Centre, jalan Diponegoro, Bandung. Ruang kerjanya tahun 1969 penuh gambar dan boneka tangan semacam Si Unyil. Yang sangat mengesan adalah wajah penjahat dengan hidung besar, si gundul yang kemudian jadi Pak Ogah, juga wajah mirip Unyil, Melani, Uplis, Usro (jauh sebelum ada filem boneka si Unyil). Pak Suyadi mengajarkan mendongeng dan membuat boneka tangan untuk guru-guru. Diharapkan ketrampilan itu dapat dimanfaatkan guru mengajar melalui mendongeng di depan kelas, ataupun membuat teater untuk kebutuhan penyuluhan.

Semua itu menegaskan kecintaan Suyadi pada dunia anak disertai kesukaannya mendongeng. Beliau membuat banyak buku anak, naskah sekaligus ilustrasinya. Pada masa senjanya beliau mendongeng di hadapan anak-anak. Kalau sudah di depan anak, Suyadi berubah menjadi sangat bersemangat dalam berinteraksi dengan khalayak. Karena itulah beliau selalu dicintai dan dikenang banyak orang yang sekarang sudah bukan anak lagi. Dan kuncinya adalah melibatkan diri dan bicara dengan hati mirip dramawan saat memainkan peran. Bagi bekas murid-muridnya pedoman itu sangat berharga. Dalam semua karya kanvas beliau kembali kita menangkap pancaran bahasa hati yang jadi ciri khas beliau.

Dalam karya Suyadi, orang dewasa maupun anak mendapat peran sama, sikap egaliter terhadap kemanusiaan, ungkapan yang terpancar lewat kanvasnya. Setiap tokoh bergerak bebas sesuai perannya, dinamis mengungkap hatinya. Kebebasan muncul pada kelincahan gambar anak-anak pada karya Suyadi, penuh keingintahuan. Dalam karya Suyadi tiap objek menunjang cerita sesuai perannya, semua penting. Kebebasan dan kebersamaan itu sangat menonjol bila kita suatu hari akan mengupas karya ilustrasinya. Semoga pada artikel berikut kita bisa menikmati bersama keindahan yang sama terpancar dari ilustrasi buku-anak beliau.

 

Priyanto Sunarto, Sekeloa 25 November 2012


PENGANTAR

Oleh: Suyadi

Surat-PengantarPak-Suyadi-small-560x667


01-Gatot-Kaca-Melawan-Tentara-Patih-Sekipu-1-560x384
 

Judul Lukisan:
Gatotkaca Melawan Pasukan Sekipu

Tahun Pembuatan:
N/A

Ukuran:
90 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Terilham dari lakon “Lahirnya Gatotkaca”. Sesudah digembleng di kawah Candradimuka, Gatutkaca mengusir pasukan Prabu Kalapracona yang dipimpin oleh Patih Sekipu untuk menyerang kahyangan


02-Abimanyu-Melawan-Raksasa-Hutan-1-560x366
 

Judul Lukisan:
Abimanyu Melawan Raksasa

Tahun Pembuatan:
N/A

Ukuran:
90 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:


03-Melulur-560x557
 

Judul Lukisan:
Membantu Melulur Ibu

Tahun Pembuatan:
1990

Ukuran:
40 cm X 40 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Sebelum naik ke pentas, pemain wayang orang mengusap tubuhnya dengan lulur supaya tubuhnya berwarna terang


04-Srikandi-Mustokoweni-560x413
 

Judul Lukisan:
Srikandi – Mustokoweni

Tahun Pembuatan:
1995

Ukuran:
80 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Pertandingan antara Srikandi melawan Dewi Mustokoweni, puteri seberang yang mencuri pusaka Kalimasada


05-Kamar-Rias-Perempuan-560x848
 

Judul Lukisan:
Kamar Rias Wanita

Tahun Pembuatan:
1993

Ukuran:
40 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:


06-Di-Balik-Sekat-Panggung-560x553
 

Judul Lukisan:
Dari Balik Sekat Panggung

Tahun Pembuatan:
1993

Ukuran:
70 cm X 70 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Dari lakon “Sinta Obong”. Sesudah Rahwana dikalahkan, Dewi Sinta dikembalikan pada Rama, tetapi Rama hanya mau menerima Sinta kembali bila Sinta dapat membuktikan cintanya dengan membakar diri dalam kobaran api.


07-Kamar-Rias-Pria-560x788
 

Judul Lukisan:
Kamar Rias Pria

Tahun Pembuatan:
1994

Ukuran:
50 cm X 70 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:


08-Adegan-Taman-Soka-560x828
 

Judul Lukisan:
Adegan Taman Soka

Tahun Pembuatan:
1999

Ukuran:
65 cm X 95 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Dari lakon “Anoman Duta”. Anoman diutus oleh Rama mengawasi Dewi Sinta di keraton Alengka, sementara Rahwana yang rayuannya tidak diindahkan oleh Sinta, marah besar lalu menghunuskan kerisnya yang kemudian dicegah oleh Trijata, kemenakan Rahwana.


09-Perang-Kembang-560x813
 

Judul Lukisan:
Adegan Perang Kembang

Tahun Pembuatan:
2002

Ukuran:
70 cm X 100 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Adegan perang yang “indah” di tengah ketegangan cerita. Perang antara satria (Arjuna) melawan Buta Cakil.


10-Merias-560x638
 

Judul Lukisan:
Berhias

Tahun Pembuatan:
N/A

Ukuran:
50 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Suasana kamar rias wanita


11-Nonton-Wayang-Kulit-560x420
 

Judul Lukisan:
Nonton Wayang Kulit

Tahun Pembuatan:
2006

Ukuran:
80 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Dari lakon “Kangsa Adu Jago”. Pertarungan antara Bima melawan raksaksa Suratimantra


12-Di-Balik-Kelir-560x480
 

Judul Lukisan:
Menonton Wayang Kulit Dari Balik Kelir

Tahun Pembuatan:
2011

Ukuran:
70 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:


13-Dalam-Gedung-Pertunjukan-Wayang-Orang2-560x385
 

Judul Lukisan:
Suasana Dalam Gedung Pertunjukan Wayang Orang

Tahun Pembuatan:
1995

Ukuran:
100 cm X 80 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Suasana waktu pertunjukan wayang orang sedang berlangsung


14-Punakawan-Wayang-Orang-560x398
 

Judul Lukisan:
Punakawan Wayang Orang

Tahun Pembuatan:
N/A

Ukuran:
70 cm X 50 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:


15-Tari-Tayub-560x418
 

Judul Lukisan:
Tari Tayub

Tahun Pembuatan:
2012

Ukuran:
80 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Tari pergaulan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur


16-Rampak-Gendang-Bocah-560x366
 

Judul Lukisan:
Rampak Kendang Bocah

Tahun Pembuatan:
2012

Ukuran:
90 cm X 60 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Permainan kendang massal oleh anak-anak


17-Malam-Dangdutan-560x444
 

Judul Lukisan:
Malam Dangdutan

Tahun Pembuatan:
1997

Ukuran:
100 cm X 80 cm

Teknik Material:
Akrilik pada kanvas

Deskripsi Singkat Lukisan:
Acara joged dangdut di jalanan pada malam hari


ARJUNA-WIWAHA-560x653
 

Judul Sketsa:
Arjuna Wiwaha


SKETSA-4-560x397
 

Judul Sketsa:
Sketsa 4


SKETSA-5-560x397
 

Judul Sketsa:
Sketsa 5


SKETSA-6-560x399
 

Judul Sketsa:
Sketsa 6


SKETSA-7-560x420
 

Judul Sketsa:
Sketsa 7


SKETSA-HANOMAN-560x393
 

Judul Sketsa:
Sketsa Hanoman


SKETSA-RAMPAK-SULING-BOCAH-560x344
 

Judul Sketsa:
Sketsa Rampak Suling Bocah


SKETSA-SRIKANDI-EDAN-560x398
 

Judul Sketsa:
Sketsa Srikandi Edan


TAYUBAN-2-560x399
 

Judul Sketsa:
Sketsa Tayuban 2