Home > Read > News >
Dalam Kenangan:
Yongky Safanayong
(26 Agustus 1950-11 Maret 2015)

yongky-featured2

“I have come home at last! This is my real country! I belong here…”

Legenda pendidikan desain grafis Indonesia itu telah tiada.

Kita kembali berduka mendalam dengan telah berpulangnya salah seorang pendidik terbaik di bidangnya, guru saudara, dan sahabat kita, Yongky Safanayong dalam usia 64 tahun. Yongky mendahului kita semua setelah dirawat selama sekitar satu bulan di rumah sakit karena berbagai komplikasi penyakit.

Seluruh perjalanan hidupnya, sejak menyelesaikan studinya di Universitas Trisakti, didedikasikannya bagi kepentingan pendidikan dan kemajuan desain grafis Indonesia. Dedikasinya yang tinggi itu membuahkannya penghargaan tertinggi: sebagai guru besar Desain Komunikasi Visual pada 1 September 2007 dan menjadikannya sebagai guru besar pertama di bidang desain grafis.

Saya mengenal Yongky pada kisaran 1980-an, terutama ketika ia mulai bergabung dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan Ikatan Perancang Grafis Indonesia (IPGI). Kontribusi terbesarnya adalah saat IPGI menyelenggarakan pameran bersamanya yang ke-2 dengan Japan Graphic Designers Association (JAGDA) bertajuk Grafis ’89. Keterlibatannya yang intens dalam mempersiapkan segala sesuatunya menjadi faktor yang sangat menentukan kesuksesan pameran–yang terselenggara pada 23-30 Maret 1989 di Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud (sekarang: Galeri Nasional) di Jalan Merdeka Timur 14, Jakarta itu.

Sahabat desain grafis yang setia ini selalu menunjukkan semangatnya yang tinggi dalam mendukung kegiatan-kegiatan desain grafis di tanah air. Sejak Desain Grafis Indonesia (DGI) hadir sebagai pusat data dan kajian, Yongky selalu berada di depan dalam mendukung kegiatan-kegiatan DGI, dan tak bosan-bosannya memotivasi mahasiswa-mahasiswanya untuk selalu mengakses situs DGI.

Dukungannya terus berlanjut saat Majalah ‘Versus’ hadir mewarnai perjalanan media desain grafis di Indonesia, juga ketika DGI menginisiasi Indonesian Graphic Design Award (IGDA) pada 2009 yang berlanjut dengan dukungannya pada Pameran Karya Tugas Akhir DKV ‘TUAI2010′.

Sekitar 2013, saya mengajaknya bergabung di DGI sebagai anggota Dewan Penasehat. Kondisi fisiknya yang telah menurun terus dalam beberapa tahun terakhir itu seakan tak mampu menahannya untuk tidak memenuhi undangan-undangan DGI sesudahnya. Ketika DGI mengadakan syukuran ‘7ujuh Tahun DGI’ pada 13 Maret 2014, Yongky dijadwalkan menjadi salah satu pembicara pada acara bincang-bincangnya. Dalam perjalanan menuju ke lokasi acara di Dia.Lo.Gue Artspace, ia sempat menyampaikan kalau ia sedang sakit. Saya mencegahnya untuk meneruskan perjalanannya, supaya ia beristirahat saja di rumah. Ia berkeras tetap datang dan kemudian melangsungkan acara tersebut hingga selesai. Seusai acara, Yongky segera saja dikerumuni oleh audiens yang mengaguminya. Karena kuatir ia akan kelelahan, saya mengingatkannya supaya pulang saja. Ia masih saja menampik, dan sambil tersenyum berkata pendek: “Sudah sehat”.

27 November 2014, Yongky sempat bercerita melalui pesan pendek mengenai kondisi kesehatannya yang sudah sekitar empat hingga lima bulan terakhir terganggu akibat kondisi gula darah yang naik turun. Tapi di akhir pesannya, ia masih sempat mengajak bertemu: “Kapan bisa ketemuan? Ajak Gauri.”

Kontak terakhir dengannya adalah pada 12 Februari 2015, ketika saya mengajaknya bergabung dalam pertemuan di Dia.Lo.Gue Artspace pada tanggal 17 untuk membahas persiapan acara syukuran Sewindu DGI dan persiapan menyelenggarakan IGDA 2015. Jawabannya melalui pesan pendeknya: “Sayang… Kondisi fisik tidak memungkinkan. Doakan agar bisa hadir ya”. Semangat tinggi untuk bisa berperan serta tetap saja diperlihatkannya, walau ternyata pada waktu itu–yang baru saya ketahui beberapa hari sesudahnya–Yongky sedang berbaring dalam perawatan di ICU RS Graha Kedoya.
Melanjutkan kutipan di atas:

“[…] This is the land I have been looking for all my life, though I never knew it till now…” –C.S. Lewis dalam The Last Battle (buku ketujuh dan yang terakhir dari novel The Chronicles of Narnia)

 

Selamat jalan sahabatku terkasih Yongky Safanayong, selamat beristirahat dalam damai di rumah abadi.

Terima kasih atas kebersamaan yang tulus selama ini. Nilai-nilai baik yang kauwariskan akan selalu tertanam di lubuk hati terdalam para insan budaya Indonesia.

 

Hanny Kardinata
Bintaro, 11 Maret 2015

Quoted

Ketika dari mata tak turun ke hati, desain pun gagal total

Bambang Widodo