Jakarta — Setelah vakumnya perayaan desain grafis di Indonesia sejak hampir 10 tahun yang lalu, akhirnya sebuah festival berskala nasional terlaksana. Dengan mengusung tajuk “Seek-A-Seek” (dibaca ‘sik-asik’ dalam bahasa Indonesia), festival desain grafis Indonesia digelar di Dia.Lo.Gue Artspace. Dibuka oleh Triawan Munaf selaku Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI pada 20 Mei 2016, “Seek-A-Seek” hadir sebagai sebuah nafas segar. Dengan melibatkan lebih dari 70 peserta dari lintas geografis dan generasi, pameran “Seek-A-Seek” membangkitkan terjalinnya kembali kebersamaan di antara desainer grafis Indonesia.
Seek-A-Seek menyodorkan format berbeda sebagai sebuah pameran desain grafis. Alih-alih mengompetisikan antar pelaku desain grafis untuk adu menonjol satu dengan lainnya, Seek-A-Seek meletakkan setiap hasil kerja cipta grafis sebagai sebuah kolektivitas untuk menampilkan wajah dari desain grafis Indonesia itu sendiri. Setiap karya ditampilkan membaur dengan karya kreator lainnya ke dalam masing-masing kategori produk grafis, seperti: editorial, multimedia, branding, tipografi, environmental design, serta ragam aplikasi dengan eksplorasi medium yang beragam. Dari bungkus obat, buku dan katalog, instalasi, ragam huruf, penanda jalan, hingga pembungkus keripik dan mi instan membaur di sepanjang arena pamer.
Hal ini dilakukan sebagai perwujudan dari salah satu misi yang dibawa oleh “Seek-A-Seek”, yakni upaya pencarian (to seek) dengan cara yang asyik akan wajah dari desain grafis Indonesia itu sendiri. Setidaknya ada lebih dari 100 karya grafis yang dipamerkan di hingga 12 Juni 2016 nanti. Dengan format semacam ini, “Seek-A-Seek” berusaha untuk menempatkan kembali praktik-praktik kerja grafis yang selama ini hasil jadinya sebagai sebuah proses kerja yang menyeluruh: yang logis sekaligus imajinatif.
Pameran “Seek-A-Seek” mengajak publik untuk bertemu dengan karya-karya yang tak hanya artistik, namun juga memiliki nilai-nilai fungsional dalam konteks problematika yang beragam pula—yang berusaha untuk dijawab oleh masing-masing karya. Harapannya, “Seek-A-Seek” menjadi sebuah upaya untuk membangun jembatan apresiasi antara publik terhadap desainer grafis, dan sebaliknya. Karena, meski industrinya sudah mulai tumbuh sejak 1980-an, desain grafis di Indonesia masih menjadi bidang yang cenderung sulit dipahami oleh masyarakat sehingga berakibat pada apresiasi yang minim, termasuk rendahnya dukungan pemerintah terhadap inisiatif-inisiatif komunitas dan pegiat desain grafis di tanah air.
Ruang dialog antara desainer grafis dan publik ini dibangun lewat sejumlah program pendamping, antara lain pasar seni dan lokakarya khas desain grafis, seperti: rancang huruf (type design), tato tradisional, komposisi garis, dan lainnya sepanjang akhir pekan 20-22 Mei 2016 . Tak ketinggalan, akhir pekan kreatif ini juga diramaikan oleh pertunjukan musik yang digawangi para desainer grafis, seperti The Sastro, David Tarigan dan Irama Nusantara, Abenk Alter, BedChamber, Folkagogo, The Peonies, serta The Fictional Group.
Kemeriahan akhir pekan kreatif ini tak terhenti di pasar seni. Hingga berakhirnya pameran ini di tengah Juni 2016 nanti, serangkaian design talk siap menyambut para desainer grafis Indonesia di tiap hari Sabtu: 28 Mei 2016, 4 Juni 2016, dan 11 Juni 2016 yang akan menghadirkan sejumlah topik dan pembicara yang tak kalah menarik.
Sepanjang akhir pekan 20-22 Mei 2016 yang lalu ini, setidaknya tercatat 8.000 lebih orang pengunjung hadir mengisi Dia.Lo.Gue Artspace. Tak hanya desainer grafis, pengunjung yang hadir juga berasal dari berbagai latar belakang yang memungkinkan terjadinya dialog antara non-desainer grafis dengan para pelaku desain itu sendiri.
Jumlah pengunjung ini melonjak tajam dari sMart Dialogue terakhir pada kuartal kedua tahun 2015 lalu yang diselenggarakan bersama komunitas arsitek Indonesia. Hal ini terlaksana berkat kolaborasi antara Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI), dan Desain Grafis Indonesia (DGI) demi terwujudnya perayaan kebersamaan di antara penggelut profesi desain grafis sebagai sub-sektor bidang ekonomi kreatif terdepan yang makin menjadi tren di masyarakat Indonesia.
Dengan menekankan pentingnya kebersamaan antar sesama desainer grafis serta ruang dialog dengan publik ini, “Seek-A-Seek” menjadi ajang bagi kita bersama untuk berhenti sejenak dari arus informasi digital yang serba cepat dan tersaturasi sedemikian rupa dalam kehidupan sehari-hari. Bersama, kita rayakan kerja perancangan grafis untuk perkembangan desain grafis di Indonesia.
(***)
Seek-A-Seek Graphic Design Festival
sMart Dialogue
Pameran, pasar seni, lokakarya, pertunjukan
20-22 Mei 2016
10.00 – 21.00 (Jumat-Sabtu)
10.00 – 18.00 (Minggu)
Pameran
20 Mei – 12 Juni 2016
10.00 – 18.00 WIB
Design Talk
28 Mei 2016, 11 Juni 2016
15.00 – 18.00 WIB
4 Juni 2016
13.00 – 18.00 WIB (2 sesi)
Terbuka untuk umum dan bebas biaya masuk
Penyelenggara
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf)
Dia.Lo.Gue Artspace -dialogue-artspace.com
Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) -adgi.or.id
Desain Grafis Indonesia (DGI) – dgi.or.id
Tim kurator
Hermawan Tanzil (Dia.Lo.Gue), Ismiaji Cahyono (Desain Grafis Indonesia), Rege Indrastudianto (ADGI Jakarta), Max Suriaganda (Studio 1212)
Teks: DGI/EL. Foto: Tim Dokumentasi Seek-A-Seek Graphic Design Festival (Ovita Pattari, Tresna Krisnadi, William Surya, Winson Suryadi)
Designers need to think about others for the sake of improving the human existence. What we have received is a gracious blessing. Without it, we are nothing. Which is why we need to give it back.