Analisa GAME – Land no. 5
untuk Piano + Mulut, Tangan,
Kemanak, dan Gong-Ageng

A N A L I S A ini
tidak perlu bagi yang peka pada bunyi
dan tidak terbelenggu pada definisi,
tapi berguna bagi
yang tidak peka namun ingin sekali
dapat menangkap yang di luar kemampuannya.
Bahkan sangat didambakan oleh mereka
yang menganggap,
pembuktian verbal lebih penting dari
karya-seninya sendiri,
yang dikiranya tidak bisa diukur.

GAME-Land no. 5 terdiri dari 3 bagian:

1. BIARKAN BUNYI BERBICARA SENDIRI
2. SUNGAI
3. SEANDAINYA.

 


 

1. BIARKAN BUNYI BERBICARA SENDIRI

Untuk tangan, kemanak dan mulut.

1.1. Bebunyian yang dihasilkan dengan berbagai cara bertepuk tangan. Sumbernya dari tepuk-tangan yang sering dilakukan dalam gerongan/paduan-suara dalam gamelan.
1.2. Kemanak yang lazim digunakan sepasang dalam gamelan kodok-ngorek.
1.3. Bebunyian dari mulut dan dari tenggorokan. Sumbernya dari kenakalan vokal yang disebut senggak-an atau alok di dalam gerongan.
1.4. Semua ini tidak ada artinya, tapi secara musikal mempunyai tujuan untuk mencapai hubungan yang kokoh antara struktur dan form.
1.5. Judul bagian ini bersumber dari pemikiran Pierre Schaeffer tentang « écoute réduite » , pendengaran-biologis yang netral, bebas dari beban budaya yang selalu mengandung makna. Pierre Schaeffer seorang politeknik dan komponis Prancis yang memelopori musik elektro-akustik. Jadi bebunyian di bagian ini tidak terikat pada penafsiaran apapun selain bunyi itu sendiri.

 

2. S U N G A I

Untuk piano.

2.1. Interval 2 mayor sebagai landasan seluruh bangunan bagian ini (D-E, G-A, G#-A# dsb), karenanya semua intervalnya, kecuali di beberapa tempat tertentu, bisa diringkas menjadi 2 mayor.
2.2. Bagian ini bisa diulangi terus menerus dari awal sampai akhir.
2.3. Sebagai terjemahan atas pikiran Debussy tentang gamelan; dia terkesan bahwa gamelan itu seperti sungai, nampaknya yang mengalir itu-itu saja, namun airnya tentu tidak pernah sama. Antara “yang sama” dan “yang tidak” menyatu, seperti kedua sisi luar-dalam yang dipertemukan cincin Môbius. Môbius seorang pakar topologi dan matematika.

 

3. SEANDAINYA

Untuk piano, kemudian gong.

3.1. Seandainya tidak ada batasan yang membelenggu, musik akan menemukan dirinya dan ada di mana-mana.
3.2. Bunyi piano yang keluar dari ke-piano-an nya bersenyawa dengan gong yang juga meninggalkan ke-gong-an-nya.
3.3. Gong baru berbunyi sebagaimana lazimnya gong, hanya pada bunyi yang paling akhir dan terdengar seperti di kejauhan.Di situ gong kembali berperan sebagai pamungkas / yang mengakhiri. Pada saat-saat sebelumnya, bunyi gong meninggalkan ke-gong-an nya, seperti halnya bunyi piano sebelumnya.
3.4. Di baris terakhir (halaman-15 partitur) ada dua kelompok angka-angka yang dipisah oleh garis vertikal.
3.4.1. Pada lima ruas pertama, di atas: 4” 2” 3” 4” 4” (“=detik), dan di bawah: (2012), tahun dibuatnya karya ini; 2012 = 2+0+1+2=5. Artinya jumlah 5 dari angka-angka tersebut menentukan jumlah ruas di atasnya.
3.4.3. Jumlah angka-angka di kelima ruas pertama = jumlah angka kelahiran Debussy; 4+2+3+4+4 = 17 = 1+7 = 8, 1+8+6+2+ = 17 = 1+7 =8.
3.4.4. Jumlah tahun pembuatan 2012 = 2+0+1+2 = 5 dibandingkan dengan jumlah angka-angka di kedelapan ruas berikutnya: 5+5+4+1+3+5+6+~ = 29+~ = 2+9~ = 2+9+~ = 11+~ = 2+~; 5=2+~ berarti ~ = 3.
3.4.5. Waktu antara 1862 dan 2012 = 150 tahun = 1+5+0 = 6. Jumlah angka-angka seluruh ruas = 8 + (2+~) = 10+~ = 1+0+~ = 1+ ~6=1+~ maka ~=5. Antara ~=5 dan ~=3, perbedaannya 2. 2 (dua) sebagai perbedaan horisontal/waktu dan sebagai perbedaan vertikal/ruang intervalle 2 mayor yang menjadi landasan Bagian-2.
3.4.6. Kalau kelima ruas pertama dibaca terbalik dari belakang kedepan, kemudian disambung dengan kedelapan ruas berikutnya, maka dinamiknya menjadi f diminuendo mp diminuendo pp p waktu dibalik mundur dari 2012 ke 1862 diakhiri dengan bunyi gong di kejauhan. Perhitungan angka-angka di baris terakhir itu merupakan kunci dari struktur seluruh karya ini dari awal sampai akhir. Ini juga mencerminkan simbolisme Debussy. Debussy bukan komponis impressionis yang umumnya keliru.

 


Slamet A. Sjukur
28 maret 2013

Quoted

Desain (grafis) adalah kata kerja–bukan kata benda–karena mengutamakan proses; berupa pengolahan nilai keunikan dan keotentikan dari suatu problem

Eka Sofyan Rizal