2012 | Poster “Helvetica. An Exposition.”

2012 Sandy-Karman_Helvetica


Judul
Helvetica. An exposition.

Tahun
2012

Desain
Sandy Karman

Fotografi
Agustinus Sidarta


Tahun 2012 bertepatan dengan 55 tahun Helvetica dan diperkenalkannya famili baru Helvetica: Helvetica Thai. Accompanying event Helvetica. An Exposition digelar di Shanghai Institute of Technology, Faculty of Art & Design untuk pameran dan workshop. Helvetica—berasal dari kata Helvetia (yang merupakan bahasa latin dari Swiss)—adalah sebuah typeface yang di perkenalkan tahun 1957 oleh Max Miedinger dan Eduard Hoffmann (kemudian tahun 1983 Helvetica Neue oleh Erik Spiekermann) setelah kesuksesan typeface Akzidenz Grotesk, di mana pada saat itu, setelah Perang Dunia II, Swiss International Typographic Style Movement berada di titik depan modernisme desain grafis dunia.

Sejak saat itu, kepopuleran Helvetica telah menjadikannya family font yang paling sering digunakan dan menjadi typeface of the 20th century , dan telah dibuat film dengan judul Helvetica di tahun 2007. Sandy Karman mencoba mengabaikan kejernihan, readability, objektivitas, struktur, komposisi asimetris, netralitas, dan rasionalitas Swiss International Style yang erat dengan eksekusi poster-poster Helvetica. Image sebuah kanvas putih dengan huruf H Helvetica hitam di atas easel dengan latar hitam dan lantai putih dipotong di tengah dan membentuk huruf H imajinatif dan membentuk komposisi citra baru yang abstrak, simetris, agresif, dominan, kasar, maskulin, canggung, ugly, kaku dan merestrukturisasi negative space yang sepenuhnya berlawanan dengan Helvetica (termasuk Swiss Modernism) yang cantik, mempesona, indah, anggun, luwes, terkomposisi secara sempurna dan netral untuk mencoba menunjukkan sudut pandang yang berbeda dan tidak sewajarnya dalam melihat Helvetica dalam poster.

“Saya mengambil resiko dengan mempertentangkan prinsip modernisme fundamental dan memilih karya ini untuk dikirim. Tidak yakin apakah karya ini akan diterima dengan baik atau gagal total. Tapi saya yakin tanpa resiko, saya tidak bisa belajar banyak.” demikian Sandy Karman.

Quoted

Ketika dari mata tak turun ke hati, desain pun gagal total

Bambang Widodo