SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA PERESMIAN PEMBUKAAN PAMERAN PRODUK BUDAYA INDONESIA
DI JAKARTA CONVENTION CENTER
TANGGAL 4 JUNI 2008
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara, Yang saya hormati Ibu Negara dan Ibu Mufida Yusuf Kalla selaku pelindung dan pimpinan Dekranas, Saudara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat beserta pada Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, dan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yang Mulia para Duta Besar negara-negara sahabat untuk Indonesia dan para Duta Besar Indonesia untuk negara-negara sahabat, saudara Gubernur DKI Jakarta dan para gubernur yang hadir pada acara ini, para peserta dan tamu undangan dari luar negeri, Yang saya cintai para maestro, para seniman dan budayawan, para pelaku ekonomi kreatif, utamanya para pelaku usaha mikro kecil dan menengah
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa karena meskipun negara kita masih menghadapi tantangan dan ujian, patut kita selalu memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sekali lagi karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur hari ini dapat bersama-sama menghadiri pembukaan Pameran Produk Budaya Indoonesia Tahun 2008. Mengawali sambutan saya ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua peserta Pameran Produk Budaya Indonesia ini. Saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang dari waktu ke waktu terus mengembangkan ekonomi kreatif di negara ini, dan secara khusus saya ingin mengucapkan selamat, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para maestro seni dan budaya Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Tema Pameran Produk Budaya Indonesia tahun ini adalah “Warisan Budaya Bangsa Inspirasi Kebangkitan Ekonomi Kreatif Indonesia”. Memahami tema ini, kita tidak boleh hanya bicara dari aspek ekonomi semata. Marilah kita bicara pula pada aspek budaya bangsa, warisan atau heritage bangsa kita dan tentunya ekonomi, khususnya ekonomi kreatif. Semuanya penting karena ketiga-tiganya sesungguhnya bagian dari peradaban kita, peradaban bangsa Indonesia, our civilization. Sering saya katakan, saudara-saudara, di banyak kesempatan, bahwa agar kehidupan masyarakat, kehidupan bangsa di negeri ini tetap damai, rukun, tetapi juga makin maju, kehidupan itu harus seimbang. Kalau kehidupan kita seimbang, kehidupan kita tidak akan kering dan kehidupan kita tidak hanya serba politik, serba benda atau serba materi, yang kadang-kadang memunculkan budaya dan perilaku kekerasan. Marilah kita bikin seimbang, harmonis, kehidupan di negeri ini dengan kita mengembangkan dimensi logika, salah benar. Dimensi etika, baik buruk, dan dimensi estetika, keindahan. Kalau tiga-tiganya hadir, dalam hati kita, dalam pikiran kita, dalam perilaku kehidupan masyarakat kita, insya Allah membangun peradaban bangsa yang makin tinggi, kehidupan bangsa yang makin damai, rukun dan harmonis, maju, akan dapat kita wujudkan. Oleh karena itu, saudara-saudara, sesuai dengan tema yang tadi telah saya sebutkan, dan sesuai kegiatan utama dalam PPBI 2008 sebagaimana tadi disampaikan oleh Menkokesra, yaitu Pameran Konvensi dan Gelar Budaya, marilah terus kita kembangkan bukan hanya pada forum pameran seperti ini, tapi hakekatnya pada seluruh kehidupan di negeri ini. Marilah terus kita kembangkan kebudayaan bangsa yang luhur, marilah kita pelihara warisan nenek moyang kita, dan jadi tujuan besar kita sekarang ini. Marilah kita terus kembangkan ekonomi kreatif, ekonomi yang bisa menumbuhkan perekonomian nasional kita. Saya yakin semua itu dengan ridho Allah subhanahu wa ta’ala dapat kita capai. Kita bisa, Indonesia bisa!
Saudara-saudara,
Tanggal 20 Mei yang lalu, kita memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional, satu abad Kebangkitan Bangsa. Kita bertekad waktu itu abad 21 ini Indonesia benar-benar menjadi negara maju dan sejahtera. Saya sampaikan waktu itu ada tiga syarat fundamental yang harus kita miliki agar kita betul-betul menjadi negara maju dan sejahtera. Pertama, kemandirian bangsa. Kedua, daya saing atau keunggulan bangsa dan ketiga, peradaban bangsa yang tinggi dan terhormat. Nah, kalau kita bicara tiga hal itu, kemandirian, daya saing dan peradaban bangsa, semuanya mengait pada aspek budaya, aspel kreatifitas bangsa, yang hendak kita tumbuh kembangkan dewasa ini.
Saudara-saudara,
Kita semua tahu perkembangan yang terjadi pada tingkat dunia sekarang ini yang akhirnya juga berdampak pada keadaan semua bangsa, semua negara. Kita tahu dunia kita sedang bermasalah. Harga minyak terus meroket, harga pangan melonjak tajam, keuangan global masih mengalami gejolak dan bahkan ada bayang-bayang serta realitas terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia atau yang kita sebut dengan resesi. Indonesia dapat getah, Indonesia kealiran, mendapatkan aliran dari perkembangan dunia yang tidak bersahabat sekarang ini. Meskipun Pemerintah, kita semua, telah berupaya untuk mengatasi semuanya ini, tapi dengan jujur harus kita akui kesulitan ekonomi dan kesulitan kehidupan yang dialami oleh saudara-saudara kita masih kita rasakan. Itulah sebabnya, Pemerintah memberikan bantuan terutama bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu. Kita senang dunia nampaknya mulai lebih serius untuk membangun solidaritas dan melaksanakan aksi bersama untuk mengatasi krisis ini, terutama krisis pangan dan krisis energi. Sejak kemarin, hari ini dan lusa, di Roma, Italia, misalnya, ada pertemuan puncak yang disebut dengan Food Summit, yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Sesungguhnya Sekjen PBB Ban Ki Moon secara resmi, bahkan beliau menelepon kepada saya untuk ikut hadir dalam pertemuan puncak di Roma itu mengingat pentingnya isu yang dibahas. Beliau juga ingat saya termasuk yang pertama mengirim surat kepada Sekjen PBB, kepada Presiden Bank Dunia, kepada Perdana Menteri Jepang yang akan menjadi tuan rumah dari Konferensi G8 dan juga kepada Perdana Menteri Singapura selaku ketua ASEAN sekarang ini agar ada langkah-langkah bersama pada tingkat global untuk mengatasi pangan utamanya, dan kemudian energi agar bangsa-bangsa terutama yang sedang berkembang tidak mengalami penderitaan yang terlalu berat.
Tentu itu forum yang baik tapi saya memilih untuk tetap tinggal di Jakarta dan di Indonesia ini mengingat situasi sosial yang sedang kita hadapi sekarang ini. Menteri Pertanian saya utus mewakili saya mudah-mudahan ada solusi bersama yang lebih baik dari masyarakat global. Namun, meskipun ada tanda-tanda yang saya katakan tadi, keseriusan para pemimpin dunia, yang lebih penting adalah apa yang kita lakukan di negeri kita sendiri. Apakah kita menghadapi situasi ini terus menyalahkan pihak-pihak lain di dunia ini. Siapa yang kita salahkan, yang kita jadikan kambing hitam, meskipun Indonesia terus berjuang untuk sebuah keadilan di dunia, termasuk keadilan ekonomi. Apakah kita marah dan terus melakukan protes-protes di negeri sendiri, dan kemudian kita tidak berbuat apa-apa yang nyata untuk mengatasi masalah ini. Atau sebaliknya, menghadapi masalah ini, kita tidak menyerah, tidak larut pada situasi ini dan justru sadar bahwa dunia mulai berubah. Sadar dan tidak mau lagi kita dininabobokan, barangkali selama ini oleh harga minyak dunia yang murah, yang mengakibatkan kita hidup boros dalam bidang energi, dan sebaliknya justru kita bersatu, bekerja keras, untuk meningkatkan produksi energi kita, meningkatkan produksi pangan kita, meningkatkan ekonomi, sektor riil, dan dunia usaha ini, seperti hari ini, upaya untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi saudara-saudara, para pelaku ekonomi kreatif, untuk menyumbangkan kepada negaranya, mengatasi masalah global ini dengan cara terus membangun ekonomi dan kesejahteraan di negeri ini. Semuanya terpulang kepada kita, saudara-saudara. Mau milih yang terus marah, menyerah, dan tidak berbuat apa-apa, atau sebaliknya, kita bangkit, bersatu, mengatasi masalah, hemat energi, meningkatkan ketahanan pangan dan energi kita. Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, marilah kita pilih yang ke dua, agar kita betul-betul bisa menuju masa depan yang lebih baik meskipun tantangan dan persoalan global sangat berat menimpa perjalanan bangsa kita. Dan sekali lagi, insya Allah kita bisa, Indonesia bisa!
Saudara-saudara,
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada penyelenggara, para sponsor, dan para peserta dari luar negeri. Saya gembira, perkembangan PPBI ini pesat. Dan pesan saya, jangan hanya pameran, teruslah dikembangkan di luar arena pameran. Ketika saya berkeliling Indonesia, bertemu, dialog dengan para pelaku ekonomi kreatif, para pengusaha mikro kecil dan menengah, yang dikeluhkan kepada saya, kepada Pemerintah, utamanya dua, modal yang konon katanya tidak mudah untuk didapatkan, yang kedua adalah promosi dan pemasaran produk-produk itu. Dua hal. Itulah sebabnya setelah saya berbincang-bincang dengan para gubernur, bupati, walikota, berikut para menteri dan semua pihak, kita terus mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah nyata untuk membantu mereka di bidang permodalan dan di bidang promosi dan penjualan.
Apa yang kita saksikan tadi, pemberian kredit dari pimpinan perbankan kita adalah wujud nyata untuk membantu para pelaku usaha kita, pelaku ekonomi kreatif, pelaku usaha kecil dan menengah agar usahanya terus tumbuh. Program Kredit Usaha Rakyat sebagaimana disampaikan oleh Menkokesra tadi akan terus kita kembangkan. Kalau sekarang sudah mencapai 6 koma sekian triliun, alhamdulillah, tetapi saya ingin, mari tahun ini kita tingkatkan terus sampai dengan sekitar 15 triliun, dua kali lipat dari itu. Karena negara sudah mengeluarkan 1,4 triliun, yang kalau kita kalikan sepuluh bisa kita jadikan agunan dari pinjaman itu, agunan utama sampai persyaratan-persyaratan perbankan yang lain yang tentunya lebih mudah. Kita telah bersepakat dengan nanti kita konsultasikan, kita bicarakan dengan DPR-RI tahun depan insya Allah bisa kita tingkatkan lagi kredit usaha kecil mikro dan menengah ini agar ekonomi kerakyatan betul-betul bergerak, lapangan kerja terbentuk, dan insya Allah kemiskinan dapat kita turunkan.
KADIN juga bekerja bersama-sama serta terus untuk memikirkan semuanya ini dan produk budaya, ekonomi kreatif sangat disumbang oleh inovasi teknologi. Oleh karena itu saya berharap para pelaku penelitian dan pengembangan memberikan kontribusinya, bikin produk budaya Indonesia lebih berkualitas dengan demikian akan dapat kita pasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Itulah yang saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, saudara-saudara, mari kita kembangkan terus ekonomi kreatif dan saya ingin mengulangi sekali lagi, potensi kita tinggi, sumber daya kita kuat, oleh karena itu, kita bisa mengembangkan semuanya ini.
Selamat berjuang, selamat berusaha, Tuhan beserta kita. Dan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, Pameran Produk Budaya Indonesia Tahun 2008, dengan resmi saya nyatakan dibuka.
Sekian,
Wassalaamu’alaikum warahmatullahi Wabarakaatuh.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Sumber: Biro Naskah dan Penerjemahan, Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan, Sekretariat Negara RI.
Ketik, pilih font, dan presentasikan sebagai ‘desain’… nggak salah tuh!?