Sejak era komputer grafis merebak di era 1980-an, tipografi juga turut mengalami perkembangan yang signifikan. Salah satunya adalah munculnya eksplorasi yang gencar atas tata letak dan forma elemen desain dan huruf seiring dengan kebangkitkan desain digital. Sebutlah nama April Greiman atau David Carson. Atau lebih serius lagi, sebut saja Emigre dengan terbitan majalah eksperimental (dan kontroversialnya) dengan judul yang sama (yang sampai disebut sebagai pabrik sampah oleh desainer modernis, Massimo Vignelli)
Berbagai kemungkinan eksplorasi kemudian tak pelak lagi muncul dan terus berkembang hingga pada era sekarang ini. Set huruf digital—atau lebih kita kenal sebagai font—menjadi ‘konsumsi’ rutin kita sehari-hari. Ketika set huruf digital yang menjadi default di komputer digunakan dalam rutinitas itu, kita pun diterpa kebosanan. Times New Roman salah satu ‘korban’ kebosanan itu.
Ryder Ripps, Creative Director dari OKFocus sekaligus Artist of the Internetsebagaimana disebut oleh The New York Times, bermain-main dengan Times New Roman. Beberapa bulan lalu, Ryder Ripps memperkenalkan font rancangannya yang ia sebut sebagai ‘Huruf Kait Paling Mirip Mie sSedunia’ (The Most Noodle-Like Serif on Earth): Times New Ramen.
Times New Ramen bisa jadi pilihan set huruf digital yang kocak. Dianggap serius pun tak masalah. Toh, dalam wawancara dengan Fast.Co Design pada April 2015, Ryder Ripps ‘menolak’ untuk menyebutnya sebagai font candaan. Katanya:
Gag font? That’s what they said about the original Times New Roman font when it came out in 1931. Everyone was like, this is neither Roman nor New. I just think as a society we need to become more open to change. In the words of the great Steve Jobs, “Innovation distinguishes between a leader and a follower.” And in the words of Margaret Thatcher, “Oh my God, oh my God, If I die, I’m a legend. Oh my God, oh my God, if I die, I’m a legend.”
Nah, kira-kira sudah ada ide untuk jajal komposisi dengan Times New Ramen? Set huruf “paling-mirip-mie-sedunia” ini bisa diunduh di sini.
Makin banyak manfaat, makin sedikit dampak, makin baiklah desain itu