UPH Design Roundtable menggelar seri ketiganya, yang diadakan pada Selasa, 17 Februari 2015 lalu. Seri ini mengusung tema “The Forgotten Fundamental Theory in Design: The Golden Section.”
Design Roundtable merupakan seri diskusi ilmiah yang menghadirkan para praktisi atau pendidik desain untuk berbagi informasi dan isu keilmuan yang relevan bagi pendidikan Desain Komunikasi Visual Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, globalisasi, dan teknologi, muncul sebuah kompleksitas dalam pemahaman dan pengaplikasian desain dalam berbagai bidang, meskipun secara fundamental konsep-konsep dan prinsip universal desain tidak berubah. Kehidupan manusia yang terus mengalami percepatan tentunya sangat mempengaruhi keilmuan Desain Komunikasi Visual.
Cakupan keilmuan Desain Komunikasi Visual yang mengalami percabangan dalam berbagai aplikasinya, mulai dari tata letak buku, poster, ilustrasi, brand identity, web design, interactive new media, sampai ke animasi dan sinematografi, tentunya memiliki proses desain dan aplikasi teori yang berbeda-beda. Ditambah lagi dengan adanya pengetahuan baru yang terus menerus muncul, maka perlu diadakannya sebuah ruang bagi pendidik desain untuk saling berbagi mengenai ilmu atau pengetahuan baru yang ia dapatkan di luar sana ke para pendidik lainnya.
Penyebaran ilmu pengetahuan di dunia yang sifatnya terfragmentasi tentunya memerlukan sebuah ruang di mana di dapat dibagikan, didiskusikan, diperdebatkan, dan didokumentasikan. Sebuah ruang diskusi di mana praktisi maupun pendidik dari berbagai bidang ilmu Desain Komunikasi Visual dapat mengangkat isu-isu desain yang dianggap mampu dan relevan adanya bagi perkembangan pendidikan Desain Komunikasi Visual di Indonesia.
Diskusi ilmiah ini sendiri dimaksudkan untuk dapat melengkapi kurikulum DKV, menambah acuan metode perancangan desain dalam mata kuliah studio dan tugas akhir, memperkaya keilmuan desain dosen-dosen DKV UPH (pada khususnya), serta mencari benang merah dalam kurikulum pendidikan desain DKV UPH
Pada serinya yang ke-3 ini, Design Roundtable mengangkat isu teori dan prinsip dasar golden ratio, yang merupakan pendekatan harmoni dan estetika klasik yang sudah banyak dilupakan. Konsep golden ratio ini membahas kembali bersama dengan kaitannya terhadap Desain Komunikasi Visual.
Hadir Bapak Donny Ibrahim, S.Sn, M.Kom, pengajar tetap di UPH yang mengampu mata kuliah ilustrasi, painting, dan apreasiasi seni sebagai pembicara. Penjabaran tentang golden section disampaikan dengan lugas, detail, dan penuh humor, sehingga memberikan daya tarik sendiri bagi peserta yang mendengarnya.
Mendengar kembali konsep golden ratio yang telah banyak dilupakan di dunia akademisi DKV (bahkan praktisi desain), seakan melihat kembali keindahan masa lalu (bahkan masa kini) yang sangat memperhatikan harmoni dan estetika. Suatu penelitian klasik dari Fibonacci (Leonardo Filius Bonacci de Pisano) seakan menjawab kembali pertanyaan keindahan suatu obyek yang diukur bukan dari sekedar perasaan/naluri/selera manusia saja, tapi disertai pembuktian matematis Fibonacci yang menjadi dasar teori Golden Section.
Mengutip pengertian dari Filsuf Yunani, Plato, golden section adalah “titik maksimal yang dapat dicapai oleh sebuah objek,untuk mencapai sebuah keharmonisan”. Golden Section hanyalah risalah kecil sebuah teori desain untuk mendapakan kesempurnaan, harmoni, dan estetika yang baik. Cynthia Busic-Snyder dan Charles Wallschiaeger dalam bukunya yang berjudul Basic Visual Concepts and Principles for artists, Architects, and Designers menyematkan Golden Section sebagai bagian dari rentetan teori fundamental dalam mendesain. Perihal apa itu Golden Section dijawab oleh pembicara dengan berbagai ilustrasi yang menarik.
Some nature is better polluted by design and art