Promoting Bandung, Preserving Bandung
Setiap kota tentunya memiliki pola kehidupan yang berbeda. Dengan beragam kondisi ekonomi, sosial, dan kultural, tiap kota memiliki dinamikanya yang unik—tak terkecuali kota Bandung. Lantas, bagaimana desainer grafis muda mengambil peran di dalamnya?
Kali ini, Desain Grafis Indonesia mengundang segenap desainer grafis muda Bandung (dan sekitarnya) untuk berinteraksi, mengamati, dan mencoba menjawab permasalahan di kota Bandung lewat olah karya di DGI Design Camp II.
DGI Design Camp II adalah master class yang ditujukan bagi para desainer grafis muda Bandung. Bersama desainer kenamaan New York asal Bandung, Aswin Sadha (Thinking Form), dan para ikon desain Bandung, Andi Rahmat (Nusae Design) dan Sanrok Studio, para peserta akan ditantang untuk menyelami lebih jauh prinsip dasar desain grafis, terutama grid dan tipografi, dalam eksekusi visual yang merespon berbagai permasalahan di kota Bandung.
UPDATE 1 Oktober 2015:
Pendaftaran diperpanjang hingga 4 Oktober 2015 pukul 23.59 WIB!
Segera daftarkan diri/tim Anda di http://bit.ly/DaftarDGICampBDG.
DGI Camp II:
Promoting Bandung, Preserving Bandung
A Master Class for Young Professionals
08-09 Oktober 2015
Gedung Grha Widya
Universitas Maranatha
Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri No. 65
Bandung, Jawa Barat
FASILITATOR
Aswin Sadha
Desainer asal Bandung yang bersama Studio NEWWORK menerbitkan sebuah majalah desain grafis yang mengulas tipografi, fashion, dan fotografi secara mendalam: NEWWORK Magazine yang memperoleh berbagai penghargaan bergengsi tingkat internasional. Aswin Sadha mengelola blog Thinking Form yang mengulas tipografi sistem grid, desainer, fotografer, arsitektur, dan buku inspiratif.
Andi Rahmat
Design Director di Nusae Design+Environmental Graphic, Bandung. Nusae memosisikan diri sebagai studio yang hadir untuk memenuhi kebutuhan desain grafis di bidang Arsitektur dan telah menjalin kerjasama dengan beberapa studio arsitektur ternama.
Sanrok Studio
Studio desain grafis asal Bandung yang terdiri atas Michael Alexander, Tito Yusuf, dan Sandy Pirouzi. Meski masih berusia muda, Sanrok Studio telah memperoleh reputasi internasional dan menjadi ikon desain grafis di Bandung.
TIKET
Rp899.000,00
HARGA KHUSUS EARLY BIRD
s.d. 25 September 2015: Rp745.000,00
GROUP DISCOUNT
(harga khusus untuk pendaftaran grup sebanyak 3 orang)
Rp725.000,00/orang
Tiket Khusus Mahasiswa
(terbatas untuk 5 orang)
Rp645.000,00
*) Tiket sudah termasuk konsumsi, coffee break, dan produksi output workshop
SYARAT PENDAFTARAN
1. Peserta berusia antara 20-30 tahun.
2. DGI Design Camp II terbuka untuk desainer yang berdomisili di kota Bandung maupun kota lain yang bersedia untuk mengikuti rangkaian kegiatan selama 2 hari. Akomodasi dan transportasi ditanggung oleh peserta.
3. Mengisi formulir pendaftaran pada tautan: Pendaftaran DGI Design Camp II. Harap konfirmasi pengisian formulir sekaligus kirimkan portofolio berupa 1 (satu) file berformat PDF max 3.5 MB melalui email ke register@dgi.or.id dengan subyek “Daftar DGI Design Camp II – NAMA LENGKAP”
4. Setiap pendaftar dianggap resmi sebagai peserta DGI Design Camp II apabila telah melengkapi seluruh syarat pendaftaran (form & portofolio) dan melakukan pelunasan tiket melalui transfer ke:
Bank Mandiri 164-000-101-7609
a/n. PT Desain Grafis Indonesia
Cabang Sentra Bintaro, Tangerang
serta mengirimkan tanda bukti ke register@dgi.or.id
5. Peserta terbatas hanya untuk 30 orang dan peserta terpilih akan dinotifikasi melalui email.
6. Periode pendaftaran berakhir pada 1 Oktober 2015.
7. Peserta diharapkan untuk menyiapkan laptop masing-masing.
8. Khusus pendaftar mahasiswa, harap kirimkan Kartu Tanda Mahasiswa dalam email.
DGI Design Camp adalah program DGI yang ingin mengajak desainer keluar sejenak dari kesehariannya, jauh dari kebiasaan dan habitat rutinnya untuk berkreasi secara intens melalui kegiatan lokakarya. Design Camp diharapkan menjadi ruang refleksi, diskusi, eksplorasi, eksperimentasi, serta kolaborasi antar pelaku desain lintas generasi.
DGI Design Camp II Bandung diselenggarakan bersama Hajad Jagad FSRD Universitas Maranatha, Bandung.
“Imajinasi yang liar lebih kuat dari lirik yang sok mau jelas.”