Home > Read > News >
Liputan
Designers’ Response: Jakarta City

1

Mengusung tema “What Designers Can Do for Jakarta Through Design”, ADGI Jakarta mengundang 10 orang desainer dan seniman ibu kota yang dianggap berpengaruh untuk menanggapi berbagai permasalahan di Jakarta melalui komunikasi visual melalui kegiatan Designers’ Response.

Pada kesempatan Sabtu, 4 April 2015 lalu, acara Designers’ Response ini dimulai dengan Member Gathering yang mengundang anggota ADGI dan para calon anggota. Acara dibuka dengan kata sambutan dari ketua ADGI Jakarta Chapter, Rege Indrastudianto, yang dilanjutkan dengan sambutan dari Danti Boediono mewakili Coworkinc sebagai rekan kerja sama yang telah menyediakan tempat bagi ADGI Jakarta.

Berikutnya, tim ADGI Jakarta menyosialisasikan program yang sedang dikembangkan secara perlahan-lahan. Presentasi dibuka dengan sebuah kalimat yang sangat menggelitik, “Masa desain gini doang, mahal amat?” yang umumnya disampaikan oleh klien. Sesuatu yang ironis memang, sebabnya adalah masalah apresiasi soal desain. Boleh dikatakan bahwa apresiasi publik terhadap peran dan nilai desainer masih sangat rendah. Selain itu, desainer di Indonesia khususnya Jakarta masih berjuang sendiri-sendiri.

Dilatarbelakangi oleh permasalahan tersebut, ADGI menawarkan sebuah solusi yaitu sebagai wadah bagi desainer untuk menjelaskan value of designer kepada publik. The message here is that the design can help society.

ADGI Jakarta kemudian memaparkan bagaimana mereka dapat mencapai solusi tersebut. Ada tiga hal yang menjadi rencana ADGI Jakarta. Yang pertama adalah Collaborative Events yang bertujuan untuk menciptakan sebuah projek yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta. Format yang diusung adalah kerjasama antara desainer yang menjadi member ADGI dengan perusahaan/brand. Kedua adalah Open Discussions yang diupayakan untuk mempersempit adanya persepsi dan jarak antara industri desain dan industri lainnya. Formatnya berupa pertemuan antara desainer yang menjadi member ADGI dengan pimpinan dari industri lain, termasuk heavy industry. Program yang ketiga adalah Classrooms yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat yang tidak terbatas pada murid/mahasiswa mengenai pemikiran dan kemampuan desain untuk dapat diaplikasikan di kehidupan nyata.

Dengan adanya ketiga program di atas, ADGI Jakarta mencoba menjawab permasalahan di Jakarta melalui tiga aspek di masyarakat umum yaitu entertainment (collaborative events), economy (open discussions) dan education (classrooms). Tentunya seluruh program ini dapat tercapai apabila ada keterlibatan dari segenap anggota ADGI Jakarta.

Menjadi anggota ADGI tentunya membawa berbagai keuntungan. Para anggota dapat bertemu dengan komunitas yang luas, calon klien, desainer berbakat—atau mungkin juga jodoh. Dari segi material, anggota bisa memperoleh akses partisipasi eksklusif, berbagai macam diskon ke depannya, dan brand awareness.

Berbicara mengenai awareness, ADGI Jakarta melalui programnya berharap bahwa value desain grafis juga dapat terus meningkat. Salah satu contohnya adalah dengan promosi melalui media online dan offline lewat para influencer. Influencer ini dapat berupa seseorang, sebuah perusahaan, media ataupun institusi.

Acara kemudian ditutup dengan pembagian insight cardyang mana para peserta yang hadir diminta untuk memberikan tanggapan terhadap acara Designers’ Response dan acara ADGI kedepannya. Surya Jaya Palace sebagai salah satu rekan kerja sama acara ini turut memberikan penjelasan singkat mengenai brand-nya.

Kegiatan Members Gathering ADGI Jakarta ini dilanjutkan dengan pembukaan pameran poster. Turut ambil bagian dalam pameran ini adalah Agra Satria, Cecil Mariani, Desain Grafis Indonesia, Eric Widjaja, Hanny Kardinata, Henricus Linggawidjaja, Mulie Addiecoat, Sandy Karman, Whiteboard Journal, dan Yasser Rizky. Sepuluh influencer tersebut dengan pemikiran dan gaya mereka masing-masing mencoba menanggapi keadaan di Jakarta. Setiap karya memiliki keunikan tersendiri dari segi konsep maupun eksekusi.

Pameran ini dibuka dengan kata sambutan dari Rege Indrastudianto selaku ketua ADGI Jakarta Chapter. Berikutnya, perwakilan dari Desain Grafis Indonesia (DGI) menyampaikan tanggapan singkat mengenai pameran ini. Melalui penjelasannya, DGI menyatakan bahwa pameran ini adalah sebuah titik awal subah gerakan yang positif sebagai upaya untuk menginspirasi audiens desainer grafis sendiri maupun umum. Patut disadari bahwa desainer grafis sebenarnya ‘berdaya politik’ untuk menggerakkan perubahan dan memberdayakan masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan bahwa kegiatan ini bukan lagi sekedar ‘menanggapi’ melainkan melangkah untuk menjawab tantangan permasalahan kota bahkan bangsa.Pameran ini berakhir pada 11 April 2015 lalu.

 

2

3

4

5

6

 

Quoted

Limitations and distractions are hidden blessings

Nigel Sielegar