Arief ‘Ayip’ Budiman
Minggu malam saya terima berita duka tersebut dari chat grup komunitas kecil kami. Kaget, karena sebelumnya ada berita duka juga terkait kawan lama. Sesaat setelahnya saya berusaha mengingat sosok Ayip. Secara pribadi saya tidak begitu kenal, namun dalam jejaring kami di asosiasi, organisasi, dan media ternyata Ayip dan saya cukup banyak berinteraksi. Saya mengingatnya lagi. Terakhir saya bertemu beliau di Agustus 2015, pada acara International Conference of Creative Industry (ICCI), diselenggarakan di Denpasar, Bali. Saya diundang untuk membicarakan topik ‘mapping’ profesi desain grafis dan memperkenalkan Desain Grafis Indonesia-DGI, organisai yang saya bantu kelola. Ayip membicarakan kegiatan kreatif inisiatifnya, sebuah proyek film. Ia memulai presentasinya dengan mengutip Bung Karno: “Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, saudara-saudara. Berjiwa besarlah, berimagination. Gali! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia.”
Bagi keluarga Asosiasi Desainer Grafis Indonesia, Ayip yang pernah menjabat Ketua Umum ADGI, adalah pejuang industri kreatif, pejuang profesi. ‘Kang Ayip,’ demikian panggilan akrabnya, adalah sahabat, penasehat, rekan perjuangan bagi kawan-kawan eks Forum Desain Grafis Indonesia (kini aidia), seorang kontributor yang prolifis dan narasumber penting bagi Desain Grafis Indonesia pada awal pendiriannya. Ia merupakan aktifis, pemikir strategis profesi desain grafis, pemerhati sosial dan kebudayaan, serta pelaku desain grafis yang unik karena memfokuskan kegiatannya di Bali.
Saling-silang, demikian semangat serta falsafah kreatif yang ia jalankan, sebuah prinsip toleransi, saling menghormati, dan kesadaran dini, jauh sebelum masayarakat desain kontemporer di Indonesia mulai memikirkannya, bahwa kolaborasi lintas disiplin, antar disiplin adalah kunci keberhasilan–bukan hanya keberhasilan pribasi, atau usaha, namun keberhasilan komunitas, dan peradaban. Ayip sungguh percaya hal tersebut, tercatat dari beragam kegiatan kolaboratifnya, termasuk dari bagaimana ia menjalankan organisasi kreatif Bali, ADGI, dan inisiatif-inisiatif kreatifnya di seluruh Indonesia. Ayip berpikir bahwa kreatifitas menang karena sadar bahwa pelaku-pelakunya Saling-silang, berani mencipta justru karena berbeda. Ia menerapkan ini pada ruang kreatif yang ia dirikan di Bali yaitu Rumah Sanur Creative Hub. Sebuah ruang sederhana yang menjadi ruang beragam kegiatan kreatif yang menggeliatkan industri kreatif di Bali.
Setelah acara ICCI, Ayip mengajak saya ke Rumah Sanur. Saya hanya punya waktu 3 jam sebelum saya harus terbang kembali ke Jakarta, sehingga ia menjanjikan saya transportasi ke bandara. Pada kesempatan tersebut saya belajar untuk terakhir kalinya dari Kang Ayip mengenai pentingnya ‘kolaborasi,’ dari mengapa mengosongkan ego agar maksud dan tujuan yang lebih besar dapat dicapai. Dan saya bersyukur diingatkan kembali, meskipun ironis sesaat setelah mengetahui Ayip meninggal. Seusai meneguk secangkir Kopi Flores, saya diantar pulang. Ayip tidak menemani saya, ia ada kegiatan lain. Tak disangka itu momen terakhir bersama beliau. Setelah kunjungan ke Rumah Sanur, saya tidak sempat berinteraksi kembali dengan beliau. Kita kembali tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Namun, betapa setianya newsletter Rumah Sanur menghampiri saya tiap bulan, dan ini saya terima, meskipun tidak langsung, sebagai kabar dari Ayip yang aktif mengabarkan tentang semangat Saling-silang.
Selamat jalan Kang Ayip. Terima kasih.
Berikut di bawah ini daftar beragam artikel yang dibagikan, atau ditulis langsung oleh Almarhum. Saya mencatat puluhan artikel yang menyebutkan keterlibatam beliau, sebagai gambaran betapa aktifnya Ayip di dalam kancah industri kreatif Indonesia. Saya yakin ini belum lengkap. Selamat menyimak.
31 Januari 2008
http://dgi.or.id/read/news/
25 April 2008
http://dgi.or.id/read/news/
11 Mei 2008
http://dgi.or.id/read/news/
1 Juni 2008
http://dgi.or.id/inspiration/
9 Juni 2009
https://desaingrafisindonesia.
13 November 2008
https://desaingrafisindonesia.
15 November 2008
https://desaingrafisindonesia.
25 November 2008
https://desaingrafisindonesia.
4 Desember 2008
https://desaingrafisindonesia.
26 Desember 2009
https://desaingrafisindonesia.
23 Januari 2009
https://desaingrafisindonesia.
6 April 2009
https://desaingrafisindonesia.
29 Mei 2009
https://desaingrafisindonesia.
17 Juli 2009
https://desaingrafisindonesia.
10 Agustus 2009
https://desaingrafisindonesia.
4 September 2009
https://desaingrafisindonesia.
5 September 2009
https://desaingrafisindonesia.
9 Oktober 2009
https://desaingrafisindonesia.
22 Oktober 2009
https://desaingrafisindonesia.
23 Oktober 2009
https://desaingrafisindonesia.
26 Oktober 2009
https://desaingrafisindonesia.
27 Desember 2009
https://desaingrafisindonesia.
2 Januari 2010
https://desaingrafisindonesia.
April 2011
http://dgi.or.id/read/journal/
http://dgi.or.id/read/journal/
http://dgi.or.id/in-depth/
May 2011
http://dgi.or.id/read/journal/
Januari 2013
http://dgi.or.id/read/
Sewindu DGI Maret 2015
http://dgi.or.id/online-
Agustus 2015
http://dgi.or.id/read/news/
December 2015
http://dgi.or.id/read/news/
Desain (grafis) adalah kata kerja–bukan kata benda–karena mengutamakan proses; berupa pengolahan nilai keunikan dan keotentikan dari suatu problem