Pameran Grafis Jepang Indonesia-1988

ill-grafis-jepang-ind3

Tempat: Galeri Pasar Seni Ancol, Jakarta
Waktu: 9-15 Februari 1988

Tempat: Aula Timur ITB, Jl. Ganesha 10, Bandung
Waktu: 26 Februari-5 Maret 1988

Seni grafis Jepang, selain tumbuh subur di sektor gagasannya, juga di segi teknis. Apalagi teknik grafis sudah sangat maju berkat teknologi canggih di bidang grafika, yang mampu merealisasikan efek tersulit apa pun. Perkembangan yang menggairahkan ini juga berlaku pada aspek seni poster Jepang.

Seperti dapat disaksikan pekan ini, digelar sekitar 150 poster rancangan seniman Jepang, yang dijejerkan dengan sekitar 40 desain grafis karya perancang Indonesia. Perancang Jepang bergabung dalam JAGDA (Japan Graphic Designers Association), sebuah asosiasi yang telah banyak melakukan kegiatan internasional di bidang rancangan grafis. Sedangkan perancang Indonesia, sebagian besar terhimpun dalam iPGI (Ikatan Perancang Grafis Indonesia). Kali ini akan digelarkan beberapa bentuk rancngan grafis. Umpamanya rancangan kalender, brosur, kemasan, ilustrasi, dan lain-lain. Sekitar 150 poster karya dari Jepang, tidak saja bertema poster-poster niaga yang mempromosikan suatu produk. Tapi juga poster yang mengemban pesan nilai-nilai politis, kultural maupun sosial. Seperti pesan perdamaian, lingkungan hidup, dampak peperangan, dan sebagainya. Dilambari kemajuan teknik grafika yang prima, banyak desain yang mengarah pada penciptaan citra dan wujud yang tidak bisa dilepaskan dari masalah seni. Perancang dari IPGI, selain terdiri dari beberapa pribadi juga beberapa asosiasi, misalnya Grafik Grapos Indonesia, Polygon, Vision, Gugus Grafis, dan beberapa nama lagi.

Setelah Jakarta, segera Bandung akan menjadi tuan rumah pameran ini. Dan poster-poster Jepang ini, akan disumbangkan kepada ITB, Bandung.

Sumber: Majalah “Jakarta Jakarta” No. 84, 12-18 Februari 1988

Quoted

“Keberhasilan merancang logo banyak dikaitkan sebagai misteri, intuisi, bakat alami, “hoki” bahkan wangsit hingga fengshui. Tetapi saya pribadi percaya campur tangan Tuhan dalam pekerjaan tangan kita sebagai desainer adalah misteri yang layak menjadi renungan.”

Henricus Kusbiantoro