Home > Read > News >
‘Berselingkuh dengan Masa Lalu Berkencan dengan Masa Depan’: Perjalanan Seni Grafis T. Sutanto 1975 – 1993

Menghadirkan sepilihan karya-karya grafis cetak saring T. Sutanto. Cetak saring juga mengidentifikasi karier kesenimanannya pada periode Decenta (beranggotakan lulusan dan pengajar di Departemen Seni Rupa ITB), sebuah biro desain yang eksis di Bandung sejak 1973 hingga 1983. Eksperimentasi cetak saring kelompok ini intensif dan memiliki ikhtiar dalam perluasan apresiasi seni grafis di Indonesia.

Selain mengolah sejumlah ragam hias dalam karya-karya cetak saringnya, T. Sutanto juga mengadopsi bentuk atau figur-figur yang berasal dari cerita rakyat dan ikon-ikon budaya populer Indonesia. Di samping dominan akan garis, cetak saring Sutanto pun tersusun atas “salin-tempel” citraan-citraan yang amat beragam. Ciri khas cetak saring Sutanto juga ada pada kekayaan penggunaan warna.

Citraan-citraan yang hadir di dalam karyanya seringkali mengarah pada makna dan imajinasi yang jenaka, absurd dan sureal. Ini mewakili jalan berkeseniannya yang menjadi alternatif dari kecenderungan lirisisme pada seni rupa Indonesia 1970an serta menjadi sebentuk aspirasi politik yang khas pada zaman Orde Baru.

T. Sutanto (lahir 2 Mei 1941 di Klaten) masuk ke Departemen Seni Rupa, ITB (sekarang Fakultas Seni Rupa dan Desain) pada 1962 dan memilih Studio Desain Interior. Ia kemudian pindah ke Studio Seni Grafis bersama Haryadi Suadi saat studio itu dibuka pada 1964. Setelah lulus pada 1969 Sutanto justru ditarik menjadi pengajar di Studio Desain Grafis saat studio itu didirikan tahun 1971 oleh A.D. Pirous. Ia menjadi pengajar mata kuliah desain grafis dan ilustrasi hingga 2010

Selain sebagai pengajar, T. Sutanto juga bergiat sebagai desainer grafis. Meskipun begitu ia tidak pernah meninggalkan praktik berkesenian. Di sepanjang kekaryaannya sebagai seniman, T. Sutanto sering berkarya dengan menggunakan medium seni grafis, terutama dengan teknik cukil kayu dan cetak saring. Ia juga sering melukis bersama A.D. Pirous, G. Sidharta, Sunaryo dan Priyanto Sunarto, Ia mendirikan Design Center Association (DECENTA) bersamaan dengan perolehan proyek pengerjaan elemen estetik di Gedung Convention Hall, Jakarta pada 1973. Di DECENTA Sutanto berperan sebagai manajer studio dan banyak mengerjakan pekerjaan rancangan grafis.


Pada 1986 T. Sutanto menempuh pendidikan master di School of Art and Design, Pratt Insitute, New York dan secara khusus memperdalam Desain Komunikasi.

T. Sutanto juga berprofesi sebagai kartunis media. Profesi ini Ia awali di Tabloid Mahasiswa Indonesia saat Ia masih menjadi mahasiswa bersama dengan Sanento Yuliman dan Haryadi Suadi. Mahasiswa Indonesia menjadi media yang penting kala menyuarakan kekritisan terhadap situasi politik Indonesia menjelang akhir dekade 1960an. Setelah itu Ia menjadi kartunis dan mengisi ilustrasi beberapa media seperti Majalah Tempo (sampai 1984), Harian Pikiran Rakyat (sampai sekarang) dan Harian The Jakarta Post (sampai sekarang).


Pembukaan Pameran : Rabu, 14 Juni 2017  | 19.30 wib
Pameran : 14 Juni – 14 Juli 2017 | 9.30 – 18.00 wib

Dia.lo.gue
Jl. Kemang Selatan 99A, Jakarta Selatan

Kontak Person
Engel Tanzil (+62 8161630033)

Quoted

Ketika dari mata tak turun ke hati, desain pun gagal total

Bambang Widodo