Bisa dipastikan Drs. Suyadi (28 November 1932) akan lebih dikenal sebagai sosok Pak Raden seperti dalam serial Si Unyil. Tapi, tak banyak orang tahu, ia justru hidup dan mencari makan lewat melukis dan menggambar.
Ia sendiri mengakui bahwa pertama kali bisa memegang kapur atau arang, saat itulah ia mulai menggambar. Sekadar menyebut contoh kecil hasil coretannya, kita yang sebagian kelahiran tahun 70-an sampai era 90-an awal pasti masih mengingat buku pelajaran bahasa Indonesia: Ini Budi.
Untuk pertama kalinya Drs. Suyadi menggelar pameran tunggal seni lukisnya. Sebanyak 23 lukisan dan sekitar 18 drawing dan sketsa, yang kesemuanya menggambarkan kehidupan seni pertunjukan rakyat. Baik yang di atas panggung, maupun yang ada di balik panggung. Untuk lukisan, ia sendiri yang mengumpamakan aliran lukisannya sebagai figuratif naratif.
Kehidupan seni tradisi dan panggung bukanlah dunia yang asing bagi Drs. Suyadi. Dia pernah menjadi dalang (baik dalam bahasa Jawa maupun Perancis), belajar karawitan, bahkan juga pernah menjadi penari selama di Paris (1961-1963). Semua proses kreatif bertahun lamanya, ia rekam ke dalam belasan karya lukisan–drawing–sketsa yang sebagiannya dipamerkan kali ini.
Pameran yang digagas oleh Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta (pelukis pernah mengajar animasi di sana) ini bertujuan menampilkan sosok Drs. Suyadi sebagai salah satu tokoh seni rupa Indonesia yang belum banyak diketahui khalayak umum, baik dalam bentuk lukisan, drawing dan sketsa.
Rekaman pandangan mata secara langsung dunia pentas tradisi dan seni panggung dituangkan dalam karya lukis dan sketsa. Tak cuma di atas pentas, kehidupan di balik panggungpun menjadi sorotannya. Sehingga bisa dipastikan hasil coretannya adalah sebuah rekaman visual yang bisa dijadikan referensi bagi seni rupa kita.
Selain puluhan lukisan-drawing-sketsa yang akan dipamerkan, juga akan diselenggarakan pelatihan pembuatan boneka Unyil oleh sang maestro. Pelatihan yang akan diselenggarakan tanggal 17 Juli, mulai pukul 10.00 WIB itu terbuka gratis untuk 40 peserta dari khalayak umum. Tujuannya ingin mendekatkan kembali bahwa isu hak cipta Si Unyil memang melekat pada si penciptanya. Dan kali ini pelatihan boneka Unyil akan menjadi bentuk dari sosialisasi mengenai penyebaran informasi kreativitas dan pendidikan hak cipta.
Selain itu film animasi mahakarya Drs. Suyadi yang berjudul Timun Mas (pertama kali dibuat tahun 1975 dan selesai digarap tahun 1984) akan diputar kembali setelah mengalami proses restorasi. Timun Mas akan diputar pada pembukaan serta penutupan pameran pada pukul 16.00 WIB. Serta pemutaran film Si Unyil akan disiarkan setiap harinya setiap pukul 15.00 WIB.
Maestro tari Retno Maruti akan hadir pada saat pembukaan. Ia akan menari dan menerima sebuah sketsa Kidang Kencana yang dibuat khusus oleh Drs. Suyadi. Sedangkan sang pelukis akan membuka pameran dengan tembang Jawa berjudul Pangkur Palaran yang menjadi inspirasi atas lukisan masterpiece-nya yang berjudul Perang Kembang.
Waktu:
13 Juli – 20 Juli 2012 | setiap hari jam 8.00 sampai 17.00 WIB.
Tempat:
Lobby Art Cinema Jurusan Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFTV IKJ), Cikini Raya 73 Jakarta Pusat
Pembukaan:
Jumat, 13 Juli 2012 mulai pukul 14.00 WIB sampai selesai
Penutupan:
Jumat, 20 Juli 2012 mulai pukul 14.00 WIB sampai selesai
Informasi:
Prasodjo Chusnato (chusnato.sastra@gmail.com | HP 082124379430)
“Imajinasi yang liar lebih kuat dari lirik yang sok mau jelas.”