Home > Read > News >
Penghujung Kelana Karsa di Malam Anugerah Ultigraph 2015

Liputan Malam Penganugerahan Ultigraph Award 2015: Karsa Kelana

tentang

 

Dengan dandelion yang teguh digenggam dalam tangannya, ia mengembara. Hendak dicarinya cara menerbangkan putik-putik penghantar doa. Ditemuinya empat dukun sakti: Aksa, Daksia, Azari, dan Manukara. Ialah Karsa, dari negeri tak bernama. Karsa yang berkelana.

 


 

Enam belas orang penari menghipnotis para penonton pada pembukaan malam penganugerahan Ultigraph Award 2015 pada Minggu, 10 Mei 2015 lalu. Di bawah sorot lampu ruang Teater Salihara, Karsa—maskot dalam perhelatan ini—mengakhiri narasi dengan mempersembahkan dandelionnya ke udara. Dengan tema “Karsa Kelana”, mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara dalam Ultigraph yang ke-5 ini menyoroti hasrat keingintahuan dan penggalian imajinasi tanpa batas yang harus selalu didorong dalam diri para mahasiswa.

Berbeda dari 4 perhelatan di tahun-tahun sebelumnya, Ultigraph 2015 tak hanya diisi dengan pameran dan kompetisi, namun juga ajang penghargaan. Dengan mengundang para mahasiswa desain dari universitas-universitas di dalam dan luar Jawa, Ultigraph Award 2015 dimaksudkan sebagai ajang apresiasi bagi para peserta didik yang berkomitmen mendorong keunggulan dalam berkarya. Mahasiswa dari berbagai wilayah mengirimkan karya terbaik mereka sepanjang 9 Maret hingga 20 April 2015 lalu. Dengan kategori Desain Grafis dan Animasi, 12 orang mahasiswa keluar sebagai pemenang dari 10 sub-kategori dan 2 penghargaan khusus.

Dengan dukungan dari Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI), berperan sebagai juri dari kategori Desain Grafis adalah Diaz Hendrasukma (Swargaloka Design), Emir Hakim (Emir Hakim Design), dan Eric Widjaja (Thinking*Room Inc). Sementara, Triyan Rachmat (Dreamtoon), Mas Agung Darojatun (Dreamtoon), dan Irvan Satrya Parna dari Cimahi Creative Association (CCA) berperan sebagai juri kategori Animasi. Dalam sesi “Meet the Judges” yang mengawali seluruh rangkaian penutupan Ultigraph 2015 hari itu, para juri memaparkan pertimbangan-pertimbangannya dalam sesi penjurian yang dilaksanakan pada April 2015.

Brain, heart, and muscle,” sebut Diaz Hendrasukma yang menjadi indikator tim dewan juri dalam penilaian karya-karya yang masuk. Gagasan, craftsmanship, ketekunan, dan tekad penuh yang mampu termanifestasi dalam karyalah yang menelurkan karya-karya yang layak memperoleh penghargaan di masing-masing sub-kategori yang ada. Demikian pula dalam penilaian karya-karya kategori Animasi. Sesi “Meet the Judges” sore itu dilanjutkan dengan pemutaran film-film animasi yang masuk sebagai nominasi.

Seusai tarian Karsa Kelana yang membuka malam penganugerahan Ultigraph Award 2015, Wakil Rektor III Universitas Multimedia Nusantara, Ika Yanuarti, S.E., MSF., dan ketua panitia, Timothy Rinanda Paunno, menyampaikan kata sambutannya. Ultigraph 2015 ini dianggap sebagai sebuah pencapaian yang signifikan dari para mahasiswa DKV UMN yang berhasil membawa Ultigraph pada level yang terus meningkat dan menjangkau komunitas yang semakin luas dari tahun ke tahun. Ditambahkan oleh Timothy bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjaring lebih banyak talenta kreatif di tanah air untuk berkontribusi bagi kemajuan industri desain grafis Indonesia.

 

Ultigraph-12

Ultigraph-13

Ultigraph-14

 

“Pengonsepan Ultigraph 2015 ini berangkat dari permasalahan yang kami lihat sehari-hari di lingkungan kampus,” ujar ketua dan wakil panitia, Timothy R. dan Yulio Darmawan. Rasa keingintahuan yang harus terus hidup dalam mahasiswa menjadi latar belakang gagasan besar kegiatan ini. Dengan “Karsa Kelana”—yang berarti semangat untuk membangkitkan hasrat kembara tanpa putus niatan untuk memperkaya diri dalam imaji tanpa batas—diharapkan menjadi pendorong bagi para mahasiswa untuk membuka diri dalam berkarya dan membangkitkan semangat kompetisi.

Hal ini diwujudkan dengan berbagai program yang dilaksanakan sebagai rangkaian Ultigraph 2015, antara lain: Pameran “Berbatas Padam, Bergurat Asa” (kurasi oleh Salima Hakim), On Brief Competition (Ilustrasi Manual dan Digital Painting), Seminar dan Lokakarya, Bedah Karya (dari Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Pelita Harapan, Bina Nusantara University, Universitas Tarumanegara, dan President University), serta Kumpul Kreavi “Transmutation”.

Pameran “Berbatas Padam, Bergurat Asa” menelurkan Elly Amelia sebagai pemenang Curator’s Choice. Sementara juara pertama hingga ketiga On Brief Competition yang dijurikan oleh Emte (Muhammad Taufiq) dimenangkan oleh Elly Amelia, Natasha Cindy, dan Annisa Cahyani untuk kategori Ilustrasi Manual; dan Rafael, Solideo Hamazia Samuel, serta Nirvana Julio Dewantoro untuk kategori Digital Painting.

Semangat tersebut terwujud pula dengan dilaksanakannya Ultigraph di luar lingkungan kampus UMN untuk pertama kalinya. Orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaannya pun juga beragam. Bahkan, tarian pembuka malam penganugerahan juga melibatkan rekan-rekan mahasiswa dari luar jurusan Desain Komunikasi Visual.

Untuk lebih menekankan pentingnya keingintahuan dan istimewanya pengalaman, para pemenang dari Ultigraph Award 2015 ini memperoleh kesempatan untuk mengikuti lokakarya bersama para pakar di bidang desain grafis dan animasi.

“Hadiah materiil adalah hal biasa. Dalam Ultigraph 2015 ini, kami ingin mengapresiasi para pemenang dengan hadiah yang kami anggap tak biasa, yakni pengalaman. Karenanya, selain piala dan sertifikat, para pemenang akan kami ikut sertakan dalam lokakarya,” ujar Ritter Willy P., Program Director Ultigraph 2015.

 

Ultigraph-15

 

Malam penganugerahan Ultigraph Award 2015 ditutup dengan diumumkannya peraih piala bergilir, Samala Trophy, yang dianugerahkan bagi perguruan tinggi dengan perolehan poin akumulasi terbanyak berdasarkan kategori yang dimenangkan dan nominasi. Samala Trophy perdana tahun ini diraih oleh Universitas Multimedia Nusantara.

“Kegiatan ini sebenarnya membuka mata kita sendiri,” ujar Muhammad Rizaldi, S.T., M.Ds., dosen pembina Ultigraph 2015, “Seperti apa karya desain yang sudah dimunculkan oleh teman-teman dari univesitas yang berbeda? Sehingga, mereka tak menjadi seperti kucing dalam karung.”

“Semakin kita membuka diri dengan rekan-rekan desain grafis, semakin luas jaringan yang kita miliki. Semakin luas koneksi yang kita punyai, maka semakin sehatlah persaingan yang terjadi dalam industri desain grafis Indonesia itu sendiri,” paparnya.***

 


 

Para pemenang Ultigraph Award 2015:
 

KATEGORI DESAIN GRAFIS

Brand Identity
“Po++o Mikku”
Tandy Mackenzie
(Institut Teknologi Bandung)

Promosi dan Iklan
“Bistiper”
Yoanes C. Yuditya Halim
(Universitas Multimedia Nusantara)

Desain Kemasan
“Enting-Enting Repackaging”
Danang Adi W.
(Institut Teknologi Bandung)

Collateral
“Kartu Hari Raya Oryza Studio”
Ritter Willy P.
(Universitas Multimedia Nusantara)

Applied Graphic
“Acts of the Seven”
Ervan Solihin dan Elly Amelia
(Universitas Multimedia Nusantara)

 

KATEGORI ANIMASI

Best Environment
“Joni Boni Puff”
Eko Purnomo
(STIE Indocaktie Malang)

Best Character
“Kaye”
Haikal Sami dan Yosua P.
(Institut Teknologi Bandung)

Best Story
“Une Ganderie”
Locomotion
(Universitas Multimedia Nusantara)

Best Film
“Kaye”
Haikal Sami dan Yosua P.
(Institut Teknologi Bandung)

 

PENGHARGAAN KHUSUS

Craftmanship Award
Penghargaan khusus terhadap karya dengan keterampilan mengolah konsep melalui kemampuan teknis terbaik
“Enting-Enting Repackaging”
Danang Adi W.
(Institut Teknologi Bandung)

Cultural Content Award
Penghargaan khusus terhadap aplikasi kearifan lokal (budaya Indonesia) pada masing-masing karya
“Indonesia Archipelago”
Ritter Willy P.
(Universitas Multimedia Nusantara)

Samala Trophy
Piala bergilir bagi universitas dengan jumlah poin akumulasi terbanyak
Universitas Multimedia Nusantara

 


 

Ultigraph-01

Ultigraph-10

Ultigraph-09

Ultigraph-08

Ultigraph-07

Ultigraph-06

Ultigraph-05

Ultigraph-04

Ultigraph-03

Ultigraph-02

Foto dokumentasi: Desain Grafis Indonesia/Fendy Alwi

 


ULTIGRAPH | Facebook | Twitter | Youtube | Instagram

Quoted

Limitations and distractions are hidden blessings

Nigel Sielegar