Logo Asian Games: Visual Tanpa Kesatuan

Pesta olahraga bergengsi se-Asia, Asian Games, akan segera menyapa. Indonesia, yang sebelumnya telah menjadi tuan rumah di tahun 1962, maju menggantikan Vietnam sebagai penyelenggara Asian Games ke-18 di tahun 2018 mendatang. Publik Indonesia sendiri sempat ramai memperbincangkan logo dan maskot Asian Games ke-18 yang menuai protes.

Pelaksanaannya yang bergilir di antara negara-negara anggota OCA (Olympic Council of Asia/Dewan Olimpiade Asia) menjadikan Asian Games memiliki ciri khas tersendiri di tiap pelaksanaan, termasuk rancang logo yang digunakan. Sejak penyelenggaraannya yang pertama di New Delhi, India pada 1962, Asian Games telah memiliki 18 logo. Sebagai presentasi dari perhelatan dengan skala yang demikian besar, logo-logo Asian Games yang tak jarang menampilkan ciri khas negara penyelenggaranya tersebut menjadi produk komunikasi visual sendiri yang menarik untuk diamati.

Tulisan ini mengulas logo-logo Asian Games yang telah ada, termasuk proses perkembangan ikon dalam logo yang mewakili negara tuan rumah sekaligus penggunaan visual mandatory, lencana Asian Games. Dengan tetap menaruh rasa hormat, tulisan ini tidak mengulas perancang masing-masing logo, namun berfokus pada unsur-unsur visual yang digunakan.

 


Lencana sebagai Benang Merah

AdeRastiardi-LogoAG-00

Pada logo di setiap pelaksanaanya, logo Asian Games tak dapat melepaskan elemen visual berupa matahari merah berpendar 16 cahaya dengan cincin putih di tengahnya. Lencana Asian Games inilah yang menjadi benang merah dalam arsitektur brand Asian Games dari satu perhelatan ke perhelatan lainnya.
Penempatan lencana ini hampir serupa dengan aplikasi yang diterapkan dalam logo-logo Olimpiade. Lima cincin bertautan yang menjadi lambang Olimpiade juga menjadi unsur yang bersifat mandatory dalam perancangan logo. Hanya saja, lima cincin Olimpiade dapat tampil dalam komposisi warna yang mengalami penyesuaian dengan logo Olimpiade tahun tersebut. Sementara, lencana Asian Games memiliki aplikasi warna yang rigid.

 

Lingkup Pengamatan

Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, dalam tulisan ini logo-logo Asian Games yang ada akan dikelompokkan secara kronologis berdasarkan kecenderungan pendekatan konsep maupun eksekusi visualnya, yakni:
– Logo periode 1951–1970 (enam kali Asian Games)
– Logo periode 1974–1978 (dua kali Asian Games), dan
– Logo periode 1982–2018 (sepuluh kali Asian Games)

 


 

I. Logo Asian Games Periode tahun 1951–1970 (enam logo)

AdeRastiardi-LogoAG-03

– Periode ini logo-logo menampilkan matahari merah sebagai visual utama yang tampil secara dominan.
– Formatnya seragam, yaitu membentuk bidang lingkaran.
– Dicantumkan pula unsur visual lain berupa sebelas cincin yang merupakan representasi dari sebelas negara peserta Asian Games pertama di New Delhi pada 1951.
– Unsur teks pada logo mencakup: nama, numerasi, kota penyelenggara, tahun, dan slogan kegiatan. Hanya logo Asian Games yang tanpa slogan.
– Dalam periode ini, Logo Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta memiliki anomali komposisi dengan hadirnya Garuda Pancasila di atas lingkaran logo Asian Games. Garuda Pancasila dalam logo ini juga tampil lebih dominan daripada tampilan matahari merah. Logo ini juga dilengkapi dengan slogan berwarna merah.
– Aplikasi warna pada logo antara lain: tetapi sekitar hitam, merah, oker/emas, dan biru.

 

II. Logo Asian Games Periode tahun 1974–1978 (dua logo)

AdeRastiardi-LogoAG-04

– Logo Asian Games pada periode ini masih memiliki format sama yang membentuk bidang bundar dengan dominasi unsur matahari merah. Selain itu, unsur-unsur teks yang ada juga tetap sama, kecuali pada Asian Games VIII pada 1978 di Bangkok yang tak menampilkan slogan. Palet warna yang digunakan juga masih berkisar di hitam, merah, oker/emas, dan biru.
– Pada periode inilah identitas penyelenggara Asian Games mulai ditampilkan lewat logogram tersendiri. Dengan hadirnya logogram yang merepresentasikan tuan rumah ini, focal point tak lagi pada matahari merah.

 

III. Logo Asian Games Periode tahun 1982–2018 (sepuluh logo)

AdeRastiardi-LogoAG-05

Dalam periode ini, logo-logo Asian Games mulai menampilkan format-format komposisinya yang berubah secara dinamis dengan palet warna yang semakin kaya seiring dengan kemajuan teknologi. Tak jarang, penggunaan warna gradasi juga muncul. Logogram Asian Games pun tampil dengan sangat bervariasi. Sejalan dengan itu, matahari merah mulai tampil dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Sebelas cincin juga menghilang dari logo sejak Asian Games 1978 di Bangkok. Slogan pun juga tak lagi ditampilkan di logo.

 


 

Logo Asian Games, Visual Tanpa Kesatuan

Sejak 1982 hingga sekarang, setidaknya logo Asian Games memiliki unsur-unsur visual sebagai berikut:
– Visual baku (mandatory), berupa matahari merah/lencana Asian Games;
– Logogram ataupun ikon sebagai representasi tuan rumah, misalnya Tembok Besar Cina berbentuk huruf A pada logo Asian Games XI di Beijing tahun 1990;
– Logotype Asian Games;
– Numerasi kegiatan, baik ditulis dalam teks seperti “First”, “Second”, “Third”, maupun angka, seperti “8th”, “9th”, dst.;
– Penyebutan kota penyelenggaraan; dan
– Tahun dilaksanakannya Asian Games.

Sebagai sebuah elemen mandatory, kehadiran lencana matahari merah—yang meski sepanjang 18 penyelenggaran kemudian mengalami variasi proporsi—memiliki resiko-resikonya tersendiri. Misalnya saja, meski ditampilkan dalam ukuran lebih kecil, visual matahari merah masih nampak ofensif oleh karena bidang runcing dari pancaran sinarnya.

Ketika ia hadir berdampingan dengan logogram yang dimaksudkan menjadi focal point misalnya, matahari merah mencuri perhatian dan mengurangi keutuhan penampilan logogram. Ini dapat dicermati pada logo-logo Asian Games mulai tahun 1982 sampai tahun 2018 nanti pada Asian Games VXIII di Jakarta. Akibat penyusunan lencana Asian Games dan logogram di “panggung yang sama”, secara visual keseluruhan logo Asian Games sejak 1982 hingga sekarang tidak nampak kesatuan(unity)-nya. Logo-logo Asian Games tahun-tahun sebelumnya justru masih menyisakan adanya kesan unity, dengan menonjolnya matahari merah sebagai focal point tunggal.

Padahal, dengan logotype dan namestyle, logo pada Asian Games dapat tetap menjadi komunikatif. Matahari merah cukup berperan sebagai elemen penunjang/complimentary visual sebagaimana lima cincin yang diaplikasikan dalam logo Olimpiade. Pada logo-logo Olimpiade, terutama mulai Olimpiade 1992, mandatory lima cincin Olimpiade dapat tampil sebagai kesatuan dengan logogram. Kesatuan ini di antaranya terbentuk oleh karena permainan bentuk garis/outline, kesinambungan warna logogram dengan cincin, serta dibatasinya area antara logogram dan cincin dengan logotype.

Logo-Logo Olimpiade

Logo-Logo Olimpiade

Konfigurasi logo Olimpiade ini memberikan kesempatan bagi logogram sebagai representasi negara penyelenggara—bagaimanapun bentuk visual maupun warnanya—untuk tampil lebih utuh dengan dominasi yang wajar. Konfigurasi ini juga memungkinkan setiap unsur logo ditampilkan secara proporsional. Hasilnya adalah mulai tahun 1992 tersebut, masing-masing logo Olimpiade kuat unity-nya.

Resiko ketidaksatuan ini sekiranya terjadi oleh karena logogram Asian Games tiap pelaksanaan ditetapkan—baik secara content (konsep) maupun form-nya—oleh negara penyelenggara. Karenanya, logogram Asian Games akan memiliki content (konsep) yang berbeda-beda, sementara di saat yang sama form logogram harus dapat bersanding dengan lencana Asian Games yang tak boleh memperoleh perubahan warna ataupun bentuk.

Kehadiran matahari merah nampak berkesan ofensi, meski sejak 1982 ukurannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan logogram yang merepresentasikan masing-masing negara penyelenggara. Meski demikian, bentuk keduanya hampir selalu kontradiksi tetapi justru letaknya berdekatan, sehingga susah untuk menjadi satu-kesatuan-visual. Yang terlihat adalah ada dua entitas visual yang tergabung dalam satu logo dan tengah berebut perhatian, tidak kohesif, tanpa unity. Padahal, elemen-elemen lain seperti logotype, kota penyelenggara, numerasi, dan lainnya juga patut dipertimbangkan untuk mencapai kesatuan konfigurasi.

 

Bagaimana sebaiknya Logo AG mendatang?

Hal-hal di atas sekiranya dapat menjadi sebuah pertimbangan. Bagi Indonesia, pada khususnya, setidaknya dalam perancangan ulang maskot sebagai turunan dari content (konsep) dan form logo Asian Games 2018 yang telah terdaftar hingga tak lagi dapat diubah.

Akan menjadi sebuah upaya yang menarik pula apabila kita dapat mengusulkan pertimbangan kepada Olympic Council of Asia (Dewan Olimpiade Asia). Misalnya, mengusulkan pembaharuan Terms of Reference dalam pengaplikasian mandatory dalam Asian Games yang sampai saat ini masih bersifat rigid. Sehingga, harapannya mulai Asian Games tahun 2022 dan seterusnya, logo Asian Games dapat menampilkan unsur-unsurnya secara lebih proporsional. Logogram sebagai representasi tuan rumah bisa tampil utuh sekaligus berkesinambungan dengan lencana Asian Games. Dengan menyusun solusi yang kreatif, penulis percaya dapat ditemukan konfigurasi jitu untuk logo-logo Asian Games yang akan datang. Akhirnya, di samping tetap menarik dan kuat mencitrakan tuan rumah Asian Games, keseluruhan logo kohesif secara visual dan kuat unity-nya.

(***)

 

Editor: Desain Grafis Indonesia/Ellena
Gambar Utama: “Athletes for Asian Games” (The Times of India, 3 Maret 1951). Dok.: Outlook India
Kompilasi logo: Ade Rastiardi

Quoted

“Cheating the system is very gratifying”

Nigel Sielegar