Desain Grafis & Teknologi Cetak BESOK

Disampaikan pada diskusi Desain dan Teknologi
Seminar Nasional Desain Grafis & Teknologi Cetak
Penyelenggara Peruri & FSRD ITB, 25 Maret 1996

Teknologi pada dasarnya adalah usaha manusia melipatgandakan kemampuan mengatasi kodrat fisiknya. Teknologi cetak dalam konteks ini berperan dalam memperbanyak dan menyebarluaskan gagasan secara tepat/sama dan cepat, menembus ruang dan waktu. Bila benar demikian halnya, maka dewasa ini perkembangan tersebut telah mencapai puncak kematangannya (cetak jarak jauh, cetak mikro dll.). Teknologi informatika melalui telekomunikasi mulai menggantikan sebagian peran media cetak ( Internet, E-mail, lintas info bank dll.).
Peran media digital jarak jauh makin menjadi primadona dalam lintas informasi karena kecepatannya, kepraktisan, kemudahan dokumentasi, dan juga hemat bahan karena paperless.
Akan matikah teknologi cetak?

PERKEMBANGAN & PEMISAHAN
Teknologi cetak telah makin melepaskan desain grafis dari kungkungan kerja percetakan, terutama sejak era offset-lithography. Pendesain jadi lebih independen. Percetakan dan pendesain terkait hanya pada tahap pracetak, pemindahan gagasan desain ke mesin cetak.

Data —> Desain —> pracetak —> percetakan

• Situasi ini memacu perkembangan perangkat pracetak. Prosedur pracetak makin disederhanakan dalam format PC (ketepatan, kecepatan, daya jelajah kreatif) baik segi masukan yang diolah, manipulasi program, hingga terminal keluarannya. Ping-pong antara pendesain dengan pembuat program komputer memacu terus penemuan kemungkinan visual, maupun kemudahan akses, digital. Saat ini komputer menjadi “kotak ajaib” dimana siapapun bisa melempar gagasan visualnya, Imajinasi dan kreatifita makin beragam dan berkembang luas. demokratisasi desain.

• Melalui media cetak (dan juga TV) sinergi keragaman tersebut makin menyebar luas. Manipulasi gambar mulai menggeser fotografi sebagai wakil kenyataan. Berbagai gimmick komunikasi kita terima saja sebagai bahasa rupa baru. Banyak hal yang dulu kita anggap absurd, sekarang jadi biasa. dan banyak hal yang dulu biasa, saat ini jadi membosankan. Tampilan menarik (estetik?) yang dulu dianggap kegenitan, sekarang jadi bagian yang tak terpisahkan dari informasi.

• Wilayah jelajah kreatif bahasa rupa komunikasi massa menjadi sangat semarak ke berbagai media. Saat ini media elektronik dan broadcast jadi lahan permainan baru yang menarik. Bila media dulunya dianggap menangkap realitas, maka images yang ditayangkan media elektronik justru membangun realitas baru dalam dirinya sendiri: digital imaging, simulatif, interaktif.

• Kekuatan media elektronik terletak selain dalam kecepatan dan kemudahan, juga kemungkinan grafis yang lebih kaya: warna dan gerak. Bahasa verbal dan visual dapat melebur dengan berbagai kemungkinannya, baik melalui monitor teve dan komputer maupun layar telepon selular. Tak heran bila makin lama media inipun sarat dengan hiburan: manipulasi gambar / foto, moving images, games.
• Apakah media cetak akan ditinggalkan karena keterbatasannya?

PERANAN MEDIA CETAK

• Sebagian dari kita masih sulit membayangkan tak ada koran dan majalah, kebiasaan lama membaca sambil menyentuh, mengembara di atas kertas, mengulang-ulang bacaan, menyimpan. Ini bisa saja ditanggapi sebagai sentimental dan nostalgia, meski ada sisi kebenaran dimana benda cetak tak bisa diganti.

• Kemasan produk, terutama pada produk konsumen, saat ini bukan lagi hanya pelindung yang diterai informasi isi. Bentuk visual kemasan telah dijadikan kendaraan untuk membujuk konsumen. Desain/olah visual jadi penting yang membuat masyarakat menjadi butuh pada penampilan yang tak ala kadarnya.

• Perhatian pada olah visual pun nampak jelas pada desain tekstil dari masa ke masa. Perubahan trend visual menandakan bukan hanya selera estetik, namun juga merupakan tanda suasana psikologis masyarakat, geografis maupun musim. Pendesain sadar betul akan hal ini.
Pada kemasan produk, desain produk dan tekstil teknologi cetak tetap akan berkembang. Pada bidang-bidang ini hasil cetak digunakan baik secara fisik maupun non fisik (persuasif, psikologis). Keterkaitan ini menyebabkan tetap dimungkinkan berkembangnya bahan baru, teknologi baru, maupun aspirasi baru.

BROADCAST & PRINTED MEDIA

Dengan munculnya komunikasi broadcast (cepat, rupa-rungu, efisien, bebas sampah) yang pada umumnya lebih menekankan pada fungsi non-fisik (informasi), media grafika tentu saja mengalami pergeseran peranan. Media broadcast akan sangat berperan pada media komunikasi jalur cepat lewat langit, dan dilihat di monitor. Di luar kebutuhan sempit tersebut, masih terbentang kawasan dimana media cetak lebih disukai: yang tak mengandalkan kecepatan, dan yang tak bisa ataupun tak perlu lewat monitor.

• Secara fisik, benda cetakan dilihat lewat refleksi cahaya, tak cepat melelahkan dibandingkan melihat langsung melalui sumber cahaya. Ukuran / skala dan warna dan pengolahan detail dicapai benda cetak dengan baik.Sentuhan / rabaan selama melihat menjadi sensasi penting pada media cetak (olah kertas dan cetak).

• Secara fungsional banyak hal meski tergeser tetap tak tergantikan. Media massa cetak dicerna sebagai wawasan, opini dan hiburan, dalam suasana lebih santai. Banyak orang merasa buku tak mungkin digantikan dengan CD-ROM. Gambar cetakan ukuran besar digemari karena skala dan mungkin juga nilai seninya.

• Pendekatan desain media cetak melalui bahasa digital akan dipacu ke kawasan visual yang lebih imajinatif. Gejala pemiuhan huruf dan gambar, juga pengabaian garida makin terlihat dewasa ini. Menipisnya aturan merupakan tantangan bagi pendesain mengasah kepekaan.

Media cetak perlu selalu mawas akan kelemahan dan kekuatannya untuk dapat menemukan pendekatan baru menghadapi perubahan jaman.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Dari kumpulan tulisan Dr. Priyanto Sunarto (Head of Doctoral Programs Visual Arts and Design-Faculty of Art and Design “Institut Teknologi Bandung”). Ditulis tahun 1996.

•••

Quoted

“Seorang desainer harus memiliki keberpihakan pada konteks membangun manusia Indonesia. Peka, tanggap, berwawasan, komunikatif adalah modal menjadikan desainnya sebagai alat perubahan”

Arif 'Ayib' Budiman