Logo, Brand, dan Branding

Bicara tentang brandpreneurship, kita sering rancu memahami logo, brand, dan branding. Ketiganya seolah-olah sama, padahal sebenarnya beda. Agar mudah membedakannya, mari kita gunakan analogi diri kita.

Logo adalah wajah kita, sehingga secara visual kita gampang dibedakan. Brand merupakan nama, untuk memudahkan penyebutan. Sekaligus ada nilai dan atribut yang menjadikan kita khas dibanding orang lain. Sedang branding merupakan aktivitas untuk mengomunikasikan siapa kita. Tidak hanya wajah dan nama, namun juga sifat, kemampuan, impian dan sebagainya.

Analogi sederhana tersebut, dapat menunjukkan lebih jelas bahwa logo bukan brand. Namun keduanya merupakan elemen yang saling melengkapi. Logo yang dibiarkan tanpa brand, hanya akan menjadi pajangan visual. Brand yang tidak “dilogokan”, juga hanya akan menjadi mitos. Karena itulah, branding berperan mengemas keduanya menjadi sebuah aset.

 

BRAND

Nama merupakan doa, demikian juga brand. Sebab di sana tersimpan harapan, cita-cita, tujuan, dan beragam nilai positif yang ingin diwujudkan. Beragam nilai positif itulah yang kemudian diterjemahkan secara visual menjadi logo atau brand mark. Karena itulah, kami sering menyebut logo sebagai doa visual. Doa yang digambarkan. Tidak sekedar diucap dan dituliskan.

Doa visual kita dalam brand mark tersebut, mesti dibuktikan. Misal brand kita menggambarkan “kelezatan”, maka produk kuliner kita juga harus lezat saat disantap. Jika brand kita menyatakan “kenyamanan”, maka kaos produksi kita memang nyaman digunakan. Kenapa?

Karena brand merupakan nama baik yang harus dijaga reputasinya. Jika orang saja dipercaya karena ucapan dan perbuatannya konsisten. Maka demikian pula dengan brand. Reputasi brand akan baik jika pesan yang dikomunikasikan, secara konsisten terbukti benar. Brand tidak sekedar keuntungan sesaat, tapi merupakan investasi jangka panjang.

 

BRANDING
Aktivitas brand pada targetnya itulah yang disebut branding. Bentuknya, bisa berupa komunikasi konvensional seperti iklan. Maupun aktivitas yang melibatkan calon pelanggan, seperti interaksi di social media dan event. Beberapa branding bahkan menghadirkan kejutan agar dikenang pelanggan.

Memberi hadiah pada pelanggan yang berulang tahun, bisa jadi kejutan yang menyenangkan. Jika pengalaman ini menjadi cerita baik tentang brand kita, maka investasi brand telah bekerja. Dan kita tinggal memanen hasilnya. Bisa berupa pelanggan baru. Atau kesetiaan pelanggan lama pada brand kita.

Ada beragam strategi branding sederhana yang bisa kita kelola dengan dampak luar biasa. Syaratnya, mesti kreatif menentukan kebijakan yang sesuai dengan pelanggan dan brand kita. Dan tentu saja, terintegrasi dengan beragam kebijakan branding kita lainnya.

 


Tulisan dimuat dalam Kolom Brandpreneurship Harian Jogja, 21 November 2012.


Edy SR
Brandpreneur di EDYSR.COM
ide@edysr.com | @edysrid

Quoted

Desain (grafis) adalah kata kerja–bukan kata benda–karena mengutamakan proses; berupa pengolahan nilai keunikan dan keotentikan dari suatu problem

Eka Sofyan Rizal