Sepuluh Tantangan dari Irwan Ahmett untuk Desainer Grafis di Indonesia

Tetap bertahan di peta desain grafis Indonesia sungguh membutuhkan amunisi dan keyakinan yang kuat. Secara pribadi saya memberikan apresiasi mendalam atas segala kreasi dan ekspresi rekan seprofesi untuk menjadi bagian dari fenomena dan problematika industri kreatif di negara yang 1/6 penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan. Di bawah ini saya ingin mengajak ‘bermain’ dengan memberikan 10 tantangan bagi siapa saja yang mencantumkan profesi kreatif di kartu namanya.

Berani?

 

1. Biarkan klien datang ke tempat kita, jangan kita yang menghampiri teritorialnya. Seandainya terpaksa harus bertemu di luar, pilih restoran yang mahal, biasakan klien yang bayar.

2. Hindari tepat waktu, biarkan klien atau partner menunggu beberapa menit dengan begitu posisi kita akan terkesan lebih dibutuhkan.

3. Jujurlah pada diri sendiri! Tolak pekerjaan yang penuh kolusi dan konspirasi, jangan lagi membuat desain yang bertentangan dengan hati nurani.

4. Jadilah desainer tulen bukan dekorator!

5. Jangan memposisikan profesi desain grafis sebagai mesin uang, karena desainer adalah inovator bukan businessman, terbukti dari 100 milyuner di dunia tak satu pun desainer di dalamnya.

6. Tidurlah ketika menjelang deadline, sungguh itu adalah salah satu cara istirahat yang paling nikmat.

7. Jangan mengikuti pitching. Kenapa? Pokoknya jangan! Sudah terlalu banyak korban karena prosedur kompetisi yang seringkali tidak fair.

8. Besok, buatlah surat pengunduran diri dari kantor, tentukan petualangan dan buat garis hidupmu sendiri.

9. Jangan bilang ‘tidak’ pada klien namun buatlah beberapa pilihan yang semua jawabanmu berarti ‘tidak’.

10. Berpikir dan melahirkan ide yang orisinal bagi kita mungkin merupakan tahapan yang sulit dicapai, namun apakah menggunakan software orisinal akan tetap menjadi hal yang mustahil?

 


Irwan Ahmett, a person who has been trying to be happy

Quoted

Limitations and distractions are hidden blessings

Nigel Sielegar