Kepekaan menggugah bentuk, meramu garis, merayu dengan pola, kontras dan mengoyak ruang–komposisi berbagai unsur, dimensi yang membentuk citraan, perumpamaan yang simbolik. Imajinasi, yang merupakan peti emas untuk kreasi, seolah tiada habis digali terus dan dimanfaatkan, menghasilkan metafora visual berlimpah yang menggugah emosi. Tercermin pemikiran yang dalam mengenai berbagai subyek yang ia komunikasikan, tersirat konsep yang dalam, dan tema visual yang menggema. Sehingga, karyanya bermakna. Semua menyatu dalam semangat mengulik, membentuk, menggugah syair visual–kiasan gambar dengan kepedulian dalam terhadap apa yang ia sedang buat. Demikian yang dirasakan bila menyimak karya grafis Sandy Karman.
Kebebasan berkreasi, berkarya secara intelektual ini yang membawa karir Sandy–yang relatif muda ini–ke tingkat yang lebih dari kompeten, berbeda, khas, berkarakter, dan dapat diterima secara umum. Maka dari itu Sandy Karman mendunia. Ini pendirian yang patut menjadi contoh bagi desainer masa kini, baik dalam berkarya maupun dalam berkarir. Namun, perlu diingat, walaupun serangkaian karya ini merupakan awal yang cemerlang, perjalanan karir Sandy masih jauh. Apakah dini mengatakan bahwa karyanya sudah matang? Saya pikir ini adalah awal dari sebuah perjalanan yang berpotensi bisa lebih baik, mematang dan mendunia, dan pasti mengukir sejarah di desain grafis Indonesia–asal pendirian intelektual dan sikap bebas berkreasi, serta perhatian terhadap sekelilingnya tetap dipegang Sandy dalam berkiprah.
Selamat menikmati karya grafis Sandy Karman pada DGI Online
Exhibition #14: Sandy Karman.
Ismiaji Cahyono
Works
Angelhantene Zeit / Movement Frozen in Time
Type: Poster | Year: 2008| Designer: Sandy Karman
Angehaltene Zeit, sebuah traveling exhibition foto-foto dari German dance
culture and history. Bukan promotional poster, tapi double-sided panel display
dengan mini artikel tentang the traveling exhibition and the history of German
dance culture. Komposisi headline dibuat seakan-akan framing the dance step
on the ground as in capturing the frozen-in-time movement. Penggunaan foto
yang cenderung lebih simple dan less-dramatic memberikan keleluasaan untuk
saya dekonstruksi komposisi bidang gambar.