Home > Read > News >
Peluncuran ArtMAX di Rupareka Design Festival

Sabtu, 30 Mei 2015, majalah ArtMAX dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanaga mengadakan peluncuran majalahnya yang ke-9. Berlokasi di Ancol Lagoon, peluncuran majalah yang menjadi bagian dari Rupareka Design Festival ini menyajikan pula temuwicara, pentas musik, sekaligus pameran karya mahasiswa dan dosen FSRD Universitas Tarumanagara.

Acara dimulai dengan menampilkan Bonny and the Goods Players sebagai bintang tamu spesial. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan temuwicara bertema “Build Your Brand: How to Make Your Design Works?”, yang dipandu oleh moderator Kurnia Setiawan dan menghadikan pembicara berlatar ilmu Desain Interior, yaitu Nuarista Eddi Nugraha, dan pembicara berlatar Desain Komunikasi Visual yang ahli Tipografi, yaitu Yasser Rizky dan Nikko Purnama Lukman.

Temuwicara berlangsung interaktif pada setiap sesinya. Pada sesi pertama, Nuarista Eddi Nugraha atau yang lebih akrab disapa Resto, memaparkan pandangannya tentang zaman globalisasi saat ini. Ia melihat bahwa saat ini kita dapat mengakses dan menerima informasi dengan sangat mudah, baik dari media cetak atau internet. Tentunya, hal ini dapat mempermudah seorang desainer untuk mendapatkan inspirasi, namun juga dapat membuat kita kewalahan dalam memilah informasi yang tepat jika kita tidak benar-benar kritis.

Design is a language, instead just a mere problem solver. Bagi Yasser Rizky, desain tidak hanya sekedar fasilitas untuk memecahkan masalah, namun desain merupakan sebuah bahasa. Hal ini terutama terlihat dalam bidang yang digelutinya, yaitu branding. Contohnya, desain dapat memberikan pengetahuan tentang suatu brand hanya melalui gambar atau tulisan.

Berbicara tentang tulisan atau yang lebih dikenal dengan istilah tipografi, pada temuwicara sesi kedua ini, Nikko Purnama Lukman memperkenalkan buku karangannya yang berjudul Kamus Visual Tipografi. Berawal dari proyek tugas akhir, buku ini berhasil memperoleh penghargaan sebagai Buku Karya Tugas Akhir Terbaik TUAI 2010.

Buku ini mengulas istilah-istilah tipografi yang dibalut secara lebih menarik, rinci, serta mudah dipahami sehingga dapat mempermudah desainer maupun non-desainer untuk mendalami ilmu tipografi. Hal ini berangkat dari Nikko yang melihat banyak orang Indonesia tidak mengerti dan sukar dalam memahami tipografi karena banyak teori yang diajarkan dengan menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Inggris. Selain itu, ia juga termotivasi dengan Alm. Prof. Yongki Safananyong yang berkata, ”Sebenarnya desain di Indonesia itu tidak ada yang jelek. Hanya saja ada satu hal yang kurang diperhatikan oleh mahasiswa, yaitu tipografi”.

Pada akhir sesi, moderator memberikan kesempatan bagi penonton untuk bertanya seputar topik yang dibicarakan. Adapun salah satu pertanyaan yang ditanyakan saat itu adalah “Bagaimana caranya melatih diri kita untuk lebih sensitif dalam pemilihan tipografi?”

Berdasarkan pengalamannya, Nikko menjawab bahwa hal penting yang harus dilakukan oleh seorang desainer adalah melakukan riset. Riset dapat dilakukan dengan melihat berbagai macam hal yang ada di sekitar kita. Menurutnya, ada banyak inspirasi yang diperoleh dengan melihat lingkungan sekitar. Oleh karena itu, seorang desainer harus terus membuka mata dan memperhatikan, sehingga kita tidak hanya dapat memberikan kritik pada sebuah desain, namun kita juga mampu memberikan pemecahan atas setiap masalah yang ditemukan.***

 

IMG_6300

IMG_6298

IMG_6307

IMG_6314

 


ArtMAX Magazine
Kampus I, Universitas Tarumanagara
Sekretariat BEM FSRD, Gedung R Lt. 4
Jl. S. Parman No. 1, Jakarta

Quoted

The fate of a designer is not determined by the public system, but by the way he sees his own life

Surianto Rustan