Galeri Salihara di penghujung bulan Februari 2016 meruangkan momentum yang istimewa. Pasalnya, Jumat malam 26 Februari 2016, di ruang bundar itu terselenggara pembukaan pameran yang merupakan bagian dari diluncurkannya seperangkat spesimen. Tipografi—elemen fundamental dari desain grafis yang menduduki level mundane paling tinggi—memperoleh tempatnya untuk dihadirkan.
Melampaui fungsi tunggalnya sebagai elemen komunikasi dalam rancang grafis, Shift yang dipersembahkan oleh House of Type mengusung sebuah misi yang cukup ambisius: menstimulasi diskursus antara desain grafis dan seni murni. Memang demikian penjelajahan artistik Khaerun—sosok di balik House of Type—lewat spesimen perdana yang telah digarap sejak 2009. Lewat karya lukis seri berjudul ‘Collisio(n)’, Shift menemui kemungkinan-kemungkinan rekonstruksi struktur lewat pengolahan form yang dengan tekun dieksekusi oleh Khaerun. Jeong Ok-Jeon, kurator pameran, menyebut landasan berpikir Khaerun yang kompleks dan filosofis dalakzm perancangan Shift telah mengeksplorasi “form yang alami dari sebuah huruf (the pure form of type).”
Adalah implikasi yang paling terduga ketika kita merasa terganggu begitu melihat Shift sebagai typeface. Sebagai buah integrasi sekaligus alterasi dari pendekatan tipografi humanis, neo-grotesque, dan geometris, Shift mendobrak polaritas tuntutan legibility sekaligus readability yang biasanya membebani rancangan rupa huruf.
Huruf kecil (lowercase) ‘n’ bisa jadi salah satu biang keroknya. Dengan stem ganda yang mengapit bagian shoulder, huruf kecil ‘n’ pada Shift menciptakan simetri yang canggung. Begitu pula dengan huruf sekawannya, ‘m’.
Eksekusi yang demikian pada huruf ‘n’—yang diakui Khaerun sebagai perwujudan misi tumbukan (collision) yang diusungnya—ia rekonstruksi dalam seri lukis lewat pembongkaran, pemiringan, permainan kedalaman, perputaran, serta tubrukan-tubrukan lain yang menempatkan huruf ke muasalnya sebagai struktur bentuk (form).
Dengan demikian, pameran House of Type: Shift menjadi sebuah arena pertemuan sendiri bagi gagasan desain grafis (dalam hal ini elemen tipografi) dan seni murni. Ketika di satu sisi House of Type: Shift menantang desainer grafis untuk mendorong penggalian struktur rupa huruf sebagai pendorong komunikasi yang fungsional, House of Type mengajukan pula tantangan bagi seniman pada umumnya: eksplorasi formalistik untuk membongkar form sebagai rangkaian struktur yang abstrak. (***)
Liputan: Desain Grafis Indonesia/Ellena Ekarahendy
Foto: Desain Grafis Indonesia/Rizal Ramadhan & Ellena Ekarahendy
Designers need to think about others for the sake of improving the human existence. What we have received is a gracious blessing. Without it, we are nothing. Which is why we need to give it back.