“Begitu banyak potensi-potensi yang dapat diangkat untuk mengkaji kembali semua yang terkait dengan desain komunikasi visual. Bangsa kita ini bangsa kreatif. Harus membuka kerangka berpikir atas pilihannya sendiri, punya identitas yang independen, dan inovatif.” – Yongky Safanayong (1950-2015)
Tanpa terasa, hari ini (13/03) DGI memasuki usia yang ke-8.
Terbilang muda bila dibandingkan dengan kiprah desain grafis di tanah air.
Dalam upaya refleksi, angka 8 yang disandang sebagai usia tahun ini, DGI mengundang segenap keluarga DGI untuk menyelami kembali sebuah ketiadaberakhiran; sebagaimana angka 8 itu terstruktur. Refleksi akan ketiadaberakhiran menyodorkan kembali akan esensi sejarah: ia tak terjadi dalam garis waktu yang linear.
Tiap peristiwa, momentum, tren, sikap hidup manusia dan hasil karya cipta serta dobrakan-dobrakannya terjadi dalam garis waktu yang bergerak dalam suatu loop yang tak kenal putus. Tengok bagaimana dalam sejarah desain grafis Barat (yang menjadi salah satu patron keilmuan desain grafis di Indonesia) dapat memunculkan tokoh-tokoh sekaligus pergerakan baru dari zaman ke zaman dengan berani melangkah ke masa lalunya: untuk dihadapi dan ditanggapi. Karenanya, pencatatan sejarah dan interaksi yang akrab dengannya menjadi krusial: agar kita dapat terus menarik diri ke belakang untuk dapat melesat lebih jauh ke depan. The Infinity Loop.
Ulang tahun DGI yang ke-8 ini kami jadikan momentum untuk memulai sebuah upaya perjalanan waktu yang tak lagi linear itu. Upaya ini juga menjadi salah satu jalan untuk dapat bersama membangun pemahaman akan apa itu yang disebut sebagai “desain grafis Indonesia”; sebuah jati diri yang sulit untuk dapat disimpulkan, terlebih jika kaki-kaki sejarahnya rapuh dan goyah.
Namun demikian, kami percaya desain grafis akan selalu menjadi bagian dari masyarakat; ia lahir di sana dan akan tumbuh di sana pula. Oleh karenanya, DGI juga akan terus berbenah agar dapat semakin maksimal memberikan manfaat, tak hanya bagi dirinya, namun juga dalam masyarakat yang menjadikannya hidup dan bersejarah.
Salam,
Keluarga Desain Grafis Indonesia (DGI)
Makin banyak manfaat, makin sedikit dampak, makin baiklah desain itu