MENGENAI ETNOREFLIKA
Etnoreflika dibentuk sebagai lembaga non-profit yang menggagas dan menafsir kembali etnografi yang selama ini lebih banyak menggunakan media tulisan dengan sikap membuka potensi media visual (gambar, film dan foto) sebagai wacana komplementernya.
Lebih lanjut, Etnoreflika didirikan dengan maksud untuk (1) mencoba dapat menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran kritis masyarakat agar peduli pada perkembangan dan perubahan sosial budaya di lingkungan sekitar. Pengembangan kesadaran kritis ini di maksudkan sebagai alat bantu untuk melihat persoalan hidup secara lebih arif, baik dalam tingkat individu maupun kolektif, sehingga dapat melihat apa yang sebelumnya tidak terlihat.
Selain itu (2) Etnoreflika juga bermaksud menjadi salah satu pusat informasi dan pengembangan media etnografi untuk transformasi sosial. Terbentuknya Etnoreflika diawali oleh ketertarikan individu-individu yang meyakini bahwa aspek visual memiliki peran yang luar biasa dalam perubahan sosial budaya masyarakat walaupun itu bukan satu-satunya jalan. Dengan semangat itulah, Etnoreflika mengembangkan pendidikan visual bagi masyarakat luas dengan penggunaan “kamera” sebagai alat bantunya.
WORKSHOP ETNOGRAFI VISUAL
MATERI & JADWAL:
Pengantar dan Pendalaman Topik Penelitian (Durasi: 4 Hari/23-26 Februari 2008)
Materi I: Pengantar; Re-edukasi Penglihatan
Materi II: Mata, Telinga, dan Teknologi Audio-Visual
Materi III: Visualitas dan Kreatifitas
Materi IV: Penajaman Topik Penelitian
Pelatihan Metode dan Teknik Etnografi Visual (Durasi: 3 Hari/27 – 29 February 2008)
• Kerja Lapangan dan Asistensi Mingguan (1 bulan/Maret – April 2008)
• Penyelesaian Karya (Mei 2008)
• Presentasi Karya (Pemutaran dan Refleksi) (Akhir Mei 2008)
FASILITATOR:
Dr. PM Laksono (Ahli Antropologi Visual)
M. Zamzam Fauzanafi M.A (Rumah Sinema, Master di bidang Visual Anthropology Granada Center for Visual Anthropology, University of Manchester, UK)
Gunawan, M.A. (Etnoreflika, Aktivis media)
Kontribusi Peserta: Rp. 2.000.000. (Pembayaran dapat dilakukan 2 kali (pembayaran pertama, Rp 1.000.000,00 maksimal 10 Februari 2008, dan yang kedua, Rp 1.000.000,00 maksimal 28 Februari 2008)
Fasilitas: Ruangan/Perpustakaan ber-Ac, Buku/literature, sertifikat, Akses Internet, Makan, dan Snack.
Lokasi Workshop: Perpustakaan pribadi DR. P. M Laksono, Banjarsari, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman.
Tempat Menginap: Bagi peserta yang membutuhkan tempat menginap Panitia bisa mengatur tempat menginap di rumah penduduk, di sekitar lokasi. Peserta menegosiasikan sendiri harga dengan si pemilik rumah.
KETENTUAN UMUM:
Peserta diharuskan membawa peralatan sendiri berupa:
Kamera video digital
Laptop untuk editing
Dengan spesifikasi minimal :
• Intel Pentium (atau yang setara dengan ini) 1.3 GHz
• Processor with SSE2 support; Windows XP
• Ram 512MB
• Hardisk 80 GB
DV/i.LINK/Fire Wire/IEEE 1394 interface sebagai alat penghubung kamera dengan komputer
Kaset Mini DV minimal 5 buah
Peserta diharuskan mempersiapkan topik penelitian sebelum workshop yang akan diperdalam pada saat workshop.
PENDAFTARAN:
Pendaftaran dilakukan di Rumah Sinema, Jalan Bausasasran DN III/594 Yogyakarta atau dapat memesan tempat melalui telepon . (Novi Kristiani: 081 328 271 462)
Pengantar
Salah satu fungsi ilmu dan seni adalah untuk membantu memahami keberadaan manusia di dunia. Tapi ilmu dan seni hanya sebagian dari upaya tersebut. Ilmu dan seni sangat tergantung pada bagaimana kita menghayati penglihatan kita sehari-hari. Melihat berarti memaknai, dan sebaliknya; penglihatan kita diarahkan oleh makna. Melalui dialektika penglihatan dan makna inilah pengetahuan atau pemahaman kita dapatkan.
Film, sebelum ia menjadi bentuk representasi atau komunikasi, adalah bentuk dari penglihatan. Sebelum ia mengekspresikan ide ia adalah bentuk penglihatan. Sebelum ia memaparkan apa-apa ia, sekali lagi, sebuah bentuk penglihatan.
Namun, melihat dengan kamera dan tanpa kamera selalu tidak pernah sama. Melihat dengan kamera adalah mengarahkan penglihatan pada sesuatu. Ia adalah cara untuk menunjuk, mengungkap, bahkan menghakimi. Maka sebelum kita mencungkil keluar bagian dari kehidupan untuk dijadikan film, maka kita perlu belajar untuk melihat dengan lebih teliti dan hati-hati atau mem-perhati-kan (bukan hanya me-lihat). Memperhatikan bukan hanya upaya untuk memproyeksikan diri pada sesuatu tetapi membebaskan kesadaran diri untuk memahami sesuatu tersebut. Memperhatikan lebih bertujuan daripada melihat, namun memperhatikan lebih bebas dari sekedar berfikir.
Melalui workshop Etnografi Visual ini, kita bukan hanya belajar untuk menggunakan kamera (video dan foto) sebagai alat riset dan pemaparan etnografis, akan tetapi terutama untuk mendidik kembali penglihatan kita agar pada saat bersamaan menjadi lebih hati-hati, teliti, dan terbebas dari prasangka-prasangka, kategori-kategori, dan bahkan fikiran yang terlanjur kita percayai dan membutakan penglihatan kita.
Pengantar dan Pendalaman Topik Penelitian
(Durasi: 4 Hari/ 23-26 Februari 2008)
Materi I: Pengantar: Re-edukasi Penglihatan
Fasilitator: DR. PM. Laksono, M.Zamzam F. M.A., Gunawan MA.
Durasi: 1 hari
Metode: Praktek pengamatan, Role playing, diskusi
Lokasi: Perpustakaan dan sekitar rumah Pak PM. Laksono
Tujuan: Memberikan pemahaman awal mengenai tujuan utama dari workshop ini. Melatih kembali kemampuan pengamatan agar lebih tajam, detail, teliti, dan hati-hati.
Bacaan yang direkomendasikan:
Ajidarma, Seno G., 2002, Kisah Mata, Galang
Hardiman, F. Budi, ……., Tirani Visual, Bentara Kompas.
Ingold, T., 2000, ‘Stop, Looking, and Listen’, The Perception Of The Environment; Essays in Livelihood, Dwelling, and Skills, Routledge
Jay M, 1994, Downcast Eyes: The Denigration of Vision in Twentieth-Century French Thought, University of California Press.
Mac Dougall, David, 2006, ‘Introduction: Meaning and Being’, Corporeal Image; Film, Ethnography, and The senses, Princeton University Press.
Taussig, M. 1993, Mimesis And Alterity: A particular History of The senses
Film yang direkomendasikan:
• Film karya-karya Karl Heider di seri ‘Visual Anthropology’.
• ‘Mother Dao’
• Film karya-karya David Mc Dougall.
Materi 2: Mata, Telinga, dan Teknologi Audio-Visual
Fasilitator: Dr. PM. Laksono, M. Zamzam Fauzanafi M.A., Gunawan M.A. Tim Rumah Sinema, Tim Etnoreflika
Durasi: 1 hari
Metode: Role Playing, Memutar Film, Diskusi
Lokasi: Perpustakaan dan sekitar rumah Pak PM. Laksono
Tujuan: Membongkar dan mengenali bentuk, sifat, dan praktik penglihatan dengan dan tanpa menggunakan teknologi (kamera), perbedaan antara ‘mata yang terlatih’ dan ‘tidak terlatih’, peran dan hubungan antara cahaya (lumen) dan terang (lux) dalam proses pengamatan dengan atau tanpa menggunakan kamera.
Bacaan yang direkomendasikan:
Breton, S. …,The Gaze…
Mrazek, Rudolf, 2006, Engineers of Happy Land; Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni, Yayasan Obor.
Rouch, Jean, …., Camera and Man.
Sobchack, Vivian, 1992, The Address of the Eye; A Phenomenology of Film Experience, Princeton University Press.
Film yang direkomendasikan:
Man with a Movie Camera (1929, Dziga Vertov)
Materi 3: Visualitas dan Kreatifitas
Fasilitator: Dr. PM. Laksono, M. Zamzam Fauzanafi M.A., Gunawan M.A. Tim Rumah Sinema, Tim Etnoreflika
Durasi: 1 hari
Metode: Memutar Film, Role Playing, Diskusi
Lokasi: Perpustakaan dan sekitar rumah Pak PM. Laksono
Tujuan: Mengkaji dan mengenali visualitas atau daya penglihatan sebagai fakta sosial yang dibentuk secara kultural dan historis. Dengan kata lain, peserta diajak untuk mengkaji dan mengenali perbedaan-perbedaan di antara ‘bagaimana kita melihat’, ‘bagaimana kita bisa, diperbolehkan, atau dibuat untuk melihat’, dalam konteks cultural dan historis (bukan hanya masa lalu, tapi masa sekarang, dan juga masa depan). Dengan memahami rezim pengetahuan, aturan, dan sejarah yang membentuk penglihatan kita, peserta mampu merumuskan visualitas mereka yang unik dan khas. Atau dengan kata lain, peserta bisa mengasah kreatifitas mereka dalam mengolah dan menampilkan bentuk-bentuk penglihatan mereka.
Bacaan yang direkomendasikan:
Mrazek, Rudolf, 2006, Engineers of Happy Land; Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni, Yayasan Obor.
Griffith, Alison, 2002, Wondrous Diffrence; Cinema, Anthroplogy, and Turn of the century Visual Culture
Jay M, 1994, Downcast Eyes: The Denigration of Vision in Twentieth-Century French Thought, University of California Press.
Film yang direkomendasikan:
Early Cinema
Seri ‘Anak Seribu Pulau’, Miles.
Pilhan film-film Indonesia (fiksi dan dokumenter) dari masa ke masa.
Materi 4: Penajaman Topik Penelitian
Fasilitator: Dr. PM. Laksono, M. Zamzam Fauzanafi M.A., Gunawan M.A.
Durasi: 1 hari
Metode: Diksusi
Lokasi : Perpustakaan dan sekitar rumah Pak PM. Laksono
Tujuan: Mempertajam dan memperjelas topik dan pertanyaan penelitian tiap-tiap peserta yang sebelumnya telah dipilih dan diserahkan pada saat pendaftaran. Menetapkan tujuan dan manfaat dari pembuatan karya audio-visual yang akan dibuat oleh peserta sebagai alat dan hasil dari penelitian mereka.
Pelatihan Metode dan Teknik Etnografi Visual
(Durasi: 3 Hari/ 27 – 29 February 2008)
Materi 5: Pelatihan Metode dan Teknik Etnografi Visual
Fasilitator: Dr. PM. Laksono, M. Zamzam Fauzanafi M.A., Gunawan M.A.
Durasi: 1 hari
Metode: Praktek Pengamatan dengan Kamera, menonton film, dan Diskusi
Lokasi: Perpustakaan dan sekitar rumah Pak PM. Laksono
Tujuan: Melatihkan metode dan teknik pengamatan dan wawancara dengan menggunakan medium audio-visual (kamera), melakukan analisis dari hasil pengamatan tersebut, dan mengidentifikasi data-data dan gambar lanjutan yang dibutuhkan. Memberikan pemahaman bahwa penelitian etnografi visual bukanlah semata-mata metode untuk mencari data, melainkan metode untuk mengalami, menafsirkan, dan menampilkan kembali kebudayaan dan masyarakat yang melibatkan agenda dan separangkat teori tertentu. Selain itu, peserta mampu menentukan metode yang cocok untuk mereka jalankan sesuai dengan tujuan penelitian mereka, dan bukan sebaliknya.
Bacaan yang direkomendasikan:
Anna Grimshaw, 2001, The Ethnographer’s Eye
Crawford, P.I, and Turton D. (eds), Film as Ethnography, University Manchester Press
Collier, J. and Collier M, 1986, Visual Anthropology; Photography as a research Methode, University of New Mexico Press.
Grimshaw, A, and Revetz A, (2004), Visualizing Anthropology, Bristol, Intellect
Loizos, Peter, 1993, Innovation in Ethnographic Fiilm, Manchester University Press
MacDougall, 1998, Transcultural Cinema, Princeton University Press
MacDaougall, 2006, Corporeal Image; Film, Ethnography, and The senses, Princeton University Press.
Marks, U, Laura, 2000, The Skin Of The Film; Intercultural Cinema, Embodiment, and The Senses, Duke University Press
Pink, Sarah, 2007, Doing Visual Ethnography, second edition; Sage
Ruby, Jay, 2000, Picturing Culture, Chicago University Press
Peralatan yang dibutuhkan: Video/VCD/DVD/Player, TV, Kamera Video digital, kamera foto digital, Komputer editing.
Kerja lapangan dan Diskusi Mingguan
(1 bulan/ Maret – April 2008)
Pada tahap ini, selama dua bulan, peserta melakukan kerja lapangan (persiapan dan pelaksanaan), sesuai dengan topik/subjek masing-masing di lokasi masing-masing. Setiap satu minggu sekali diadakan presentasi dan diskusi hasil temuan/kegiatan para peserta. Dalam diskusi-diskusi tersebut akan pula dihadirkan ahli atau tokoh untuk ikut menyumbangkan ide dan saran bagi peserta sehubungan dengan topik dan karya masing-masing peserta.
Fasilitator: PM. Laksono M. Zamzam(Tim Rumah Sinema), Gunawan (Tim Etnoreflika) Ahli/tokoh undangan.
Waktu: Sesuai kesepakatan dan kebutuhan.
Metode: Diskusi, asistensi.
Lokasi: Disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
Tujuan: Mengevaluasi, memonitor, dan membantu peserta menyelesaikan kerja lapangan dan karya mereka dengan baik.
Peralatan yang dibutuhkan: Video/VCD/DVD/Player, TV, Kamera Video digital, kamera foto digital, Komputer editing.
Penyelesaian Karya (Mei 2008)
Peserta melakukan tahapan penyelesaian karya (editing, pemilihan foto, membuat caption, tulisan, dll).
Fasilitator: PM. Laksono M. Zamzam(Tim Rumah Sinema), Gunawan (Tim Etnoreflika) Ahli/tokoh undangan.
Waktu: Sesuai kesepakatan.
Metode: Diskusi, asistensi.
Lokasi: Disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
Tujuan: Membantu peserta untuk menyelesaikan karya mereka dengan baik.
Peralatan yang dibutuhkan: Video/VCD/DVD/Player, TV, Kamera Video digital, kamera foto digital, Komputer editing.
Presentasi Karya (Pemutaran dan Refleksi) (Akhir Mei 2008)
Fasilitator: PM. Laksono M. Zamzam (Tim Rumah Sinema), Gunawan (Tim Etnoreflika) Ahli/tokoh undangan.
Waktu: Sesuai kesepakatan.
Metode: Pemutaran film/pameran dan diskusi.
Lokasi: Disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi.
Tujuan: Mempresentasikan karya peserta ke publik. Menilai sejauh mana karya-karya peserta sesuai dengan tujuan workshop ini; mendidik kembali penglihatan kita dan bisa diterima dengan baik dan bermanfaat untuk publik, mempromosikan metode dan media etnografi visual.
Peralatan yang dibutuhkan: Ruangan pameran/pemutaran/diskusi, Video Palyer, Screen, Sound system, Display untuk foto.
Sumber: etnoreflika: visual ethnography
“Keberhasilan merancang logo banyak dikaitkan sebagai misteri, intuisi, bakat alami, “hoki” bahkan wangsit hingga fengshui. Tetapi saya pribadi percaya campur tangan Tuhan dalam pekerjaan tangan kita sebagai desainer adalah misteri yang layak menjadi renungan.”